Jalan Koto Laweh Harus Ditingkatkan
Daerah Koto Laweh Tanah Datar bisa menjadi alternative perlintasan kendaraan dari dan menuju Bukittinggi. Terutama saat daerah Koto Baru padat dilalui kendaraan apalagi mengalami kemacetan parah, baik pada hari pasar maupun saat pasar tumpah di momen tertentu seperti Idul Fitri atau libur panjang.
“Sudah saatnya Pemerintah Kabupaten Tanah Datar memikirkan upaya menjadikan ruas jalan Pakan Rabaa Tanah Datar – Koto Tinggi Agam itu sebagai jalan kabupaten. Banyak manfaat positif yang bakal dirasakan masyarakat daerah itu khususnya dan pengendara umumnya,” ujar Anggota Komite IV DPD RI H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa.
Leonardy menilai jalan alternatif melewati Nagari Koto Laweh Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar itu akan memiliki banyak manfaat (multiplier effect). Jalan itu mampu mengurai kemacetan di Daerah Koto Baru.
Jalan kecil melintasi nagari yang permai itu pasti bakalan meningkatkan arus kunjungan ke sana. Orang bakal memilihnya agar bisa menikmati pemandangan sawah dan ladang dengan latar belakang Gunung Singgalang.
Masyarakat setempat bakal meningkat perekonomiannya. Tentu mereka tidak mau orang-orang melintasi daerahnya hanya meninggalkan asap.
“Daerah itu bakal hidup pariwisatanya. Pasti ada saja individu atau kelompok masyarakat yang memanfaatkan dengan memperbanyak rest area di daerah itu. Perekonomian pasti hidup di sana. Badan usaha milik nagari (BUMNag) pun bakal bagus perkembangannya,” urai pria yang pernah menjadi Ketua Gapensi Sumbar dan mampu menghadirkan gedung yang representatif bagi organisasi tersebut.
Pria yang akrab dipanggil Bang Leo ini menjelaskan, BUMNag yang bagus perkembangannnya berefek pula pada nagari. Program atau pembiayaan yang tidak bisa dianggarkan melalui dana desa atau alokasi dana nagari bisa diambilkan dari keuntungan BUMNag.
Dengan cara ini, walinagari bisa membantu peningkatan kinerja perangkatnya, petugas pelaksana kegiatan, badan permusyawaratan rakyat nagari, KAN, LKAAM, Bundo Kanduang, Parik Paga. Keuntungan BUMNag boleh dimanfaatkan untuk akomodasi atau insentif bagi mereka sepanjang sesuai dengan aturan.
Mengingat keuntungan yang bakal diterima masyarakat Koto Laweh dan sekitarnya, Leonardy menghimbau agar warga di sana mau merelakan sawah atau ladang untuk perluasan jalan. Akan lebih menarik perhatian pemerintah kabupaten jika pembebasan tanah dapat dilakukan tanpa ganti rugi.
“Demi pembangunan dan pengembangan daerah, akan lebih baik jika masyarakat mau merelakan tanah mereka untuk perluasan jalan tersebut. Anggap itu wakaf yang pahalanya bakal mengalir selama yang diwakafkan itu dimanfaatkan orang banyak,” ulasnya.
Bahkan bisa saja pemerintah provinsi meliriknya. Status jalan itu nantinya bisa pula ditingkatkan menjadi jalan provinsi karena menghubungkan dua kabupaten, Tanah Datar dan Agam. (*)
Tidak ada komentar
Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...