Batagak Kudo-kudo, Tradisi yang Memperkuat Persatuan Rang Piaman
Beraudiensi dengan masyarakat Pauh Kamba di batagak kudo-kudo. |
Mereka pantang ketinggalan. Malu jika tidak nampak di acara tersebut meski hanya menyumbang Rp50.000. Makanya ada yang membawa uang, seng beberapa helai hingga bahan lainnya sebagai tanda mereka ikut bahagia dengan kegiatan pembangunan itu.
"Tradisi batagak kudo-kudo ini, satu lagi tradisi yang menjadi kebanggaan orang Padang Pariaman. Ada kebersamaan dalam kegiatan ini, makanya harus dipertahankan," ujar Anggota DPD RI, H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa, Rabu (2/5).
Leonardy menegaskan apresiasinya terhadap rasa kekeluargaan yang terus dipertahankan oleh masyarakat Pauh Kamba dan Padang Bintungan. Hanya ada satu masjid di dua nagari itu.
Tak heran jika nantinya bakal hadir masjid raya yang representatif untuk dua nagari berdekatan tersebut, Nagari Pauh Kamba dan Nagari Padang Bintungan. Dia berharap agar masjid itu bisa digunakan pada Ramadhan tahun depan.
"Saya menilai bangunan masjid ini bagus konstruksinya, tahan gempa. Jika selesai nanti pasti megah bangunannya. Saya pun turut menyumbang Rp5 juta," ujar menantu Anas Malik itu seraya menyerahkan bantuannya kepada Ketua Panitia Pembangunan Masjid Raya, AKP Syahrul.
Mantan Ketua DPRD Sumbar periode 2004-2009 itu menjelaskan kedatangannya ke acara batagak kudo-kudo itu untuk mempererat silaturahmi dengan masyarakat di sana. Dia pun ingin memperlihatkan wujud terimakasih.
Dukungan masyarakat daerah itu dan daerah lain di Sumbar turut mengantarnya ke Senayan menjadi Anggota DPD RI. Dilantik pada 23 Mei 2017.
Ketua Panitia Syahrul, Pj.Walinagari Padang Bintungan Wandi Evendi bersama walinagari terpilih Azri menyatakan batagak kudo-kudo tetap terpelihara di nagarinya dan Padang Pariaman khususnya. Acara ini memperkuat ikatan batin di masyarakat. Kedatangan Leonardy memperlihatkan hal itu.
Batagak kudo-kudo ini memungkinkan pembangunan prasarana umum rumah ibadah maupun rumah pribadi jadi lebih cepat. Rasa kekeluargaan membuat masyarakat sekitar bergotong-royong dalam hal dana, atap seng hingga pengerjaannya.
Tak heran masjid yang direncanakan memakan biaya Rp2,6 miliar itu dalam waktu singkat telah berhasil dikumpulkan Rp1,05 miliar. "Kami optimis lewat batagak kudo-kudo ini kekurangannya cepat terkumpul. Anak nagari dan perantau bahu-membahu memberikan bantuan," pungkasnya. (*)
Tidak ada komentar
Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...