• Breaking News

    Kolaborasi Dinas Pariwisata dan Kateda Menjadikan Sumbar Bersih


    Padang
    – Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, H. Novrial, SE., MA., Ak ternyata punya pandangan lain terhadap pembangunan pariwisata Sumbar. Dia lebih memilih untuk mempersiapkan tuan rumah di objek-objek pariwisata disbanding lainnya. Berlatar keinginan melakukan perubahan perilaku dan budaya masyarakat inilah yang menjadikan dinas yang dia pimpin bekerjasama dengan Yayasan Kateda. Hal itu diungkapkannya dalam sesi wawancara dengan salah satu radio di Sumbar, Sushi FM, Sabtu 20 November 2021.   

    “Saya selalu Kepala Dinas Pariwisata Sumbar pernah mengumpulkan apa saja komentar ekstrim orang terhadap pariwisata Sumbar. Ada empat hal dan itu jelek semua yaitu kotor, mahal, tidak ramah dan tidak menarik. Biaya kajian ini mahal lho,” tegasnya.

    Novrial sampai menggunakan tim kajian dari universitas di luar Sumbar demi menghasilkan kajian yang benar-benar mewakili kondisi terkini pariwisata Sumbar. “Dari hasil kajian tersebut, saya merasakan pekerjaan berat yang harus saya pikul karena kita terlanjur merasa bangga dengan apa kita punya. Kita punya semua hingga lupa memikirkan apakah hal itu menarik bagi orang,” ujarnya.

    Oleh karena itu, Novrial berfikiran untuk membangun pariwisata bukan dari sisi fisiknya, melainkan dari pemberdayaan masyarakat di sekitar objek wisata. Harus dilihat apakah masyarakat setempat siap untuk menjadi tuan rumah.

    Menurut Novrial, dia tengah mencari solusi tentang hal itu. Saat pencarian tersebut muncul ide yang dinisiasi oleh Kateda ini, atas fasilitasi seorang senior. Jika Kateda mengajak dinas yang dia pimpin melakukan gerakan keluar bersih dimulai dengan membangun toilet/wc, maka tegas dia katakan tidak tertarik. Sebab kalau Kateda mengawalinya dengan membangun WC maka akan berfungsi bukan sebagai tepat mandi cuci kakus (MCK) namun beralih menjadi monumen cipta karya. Tidak terawat.

    Novrial mengajak untuk membandingkan dengan toilet-toilet yang dibangunkan oleh pemerintah atau BUMN dengan toilet rumah makan kecil di pinggir jalan. Meski toiletnya kecil dan terkesan bangunannya primitif, dari segi smell atau bau lebih baik karena airnya mengalir. Sementara yang dibangunkan dengan megah, biasanya satu dua bulan yang terawat dengan baik.

    Novrial tegas menyatakan, “Karena Kateda mengawalinya dengan melakukan perubahan  budaya masyarakat dalam menggunakan wc tersebut, maka hingga hari ini saya tetap komit bergandengan tangan dengan Kateda.”

    Kini Dinas Pariwisata Sumatera Barat telah melakukan langkah-langkah untuk mensosialisasikan kegiatan ini. Telah dilakukan Launching Gerakan Keluar Bersih di Bukittinggi hari Rabu lalu, sosialisasi di media sosial, di radio, dapatkan testimoni Gubernur Sumbar untuk Gerakan Keluar Bersih. Bahkan Novrial bertekad, hingga akhir tahun sosialisasi akan terus dilakukan agar masyarakat memahami betul tentang gerakan keluar bersih.

    Perlahan namun pasti, masyarakat di daerah tujuan wisata harus dibuat merasakan manfaat lansung dari wisatawan sehingga mereka merasa memiliki daerah objek wisata. “Kita harus mampu menjadikan pariwisata bukan hanya milik penerbangan, biro perjalanan wisata dan pengusaha di kawasan objek wisata. Masyarakat harus merasakan pula manfaatnya,” pungkasnya.

    Dia berharap masyarakat terutama yang ada di daerah tujuan wisata unggulan memperhatikan dan turut melaksanakan gerakan keluar bersih ini. Gerakan kecil ini diyakini dapat meningkatkan citra positif Sumbar dalam menghadapi tahun kunjungan wisata Sumbar pada 2021 nanti.

    Ketua Dewan Pembina Yayasan Kateda, Ir. Surya Tri Harto, MT, MBA menyebutkan Kateda atau Katua Tekno Daya didirikan untuk mengkanalisasi keinginan-keinginan pihak-pihak yang mau berkontribusi untuk Sumatera Barat. “Kami memilih pemberdayaan masyarakat dalam mekenyalurkan semangat berkontribusi tersebut. Dari inisiatif kecil namun kemudian berdampak besar untuk masyarakat. Ada dua area yaitu teknologi sederhana namun tepat guna dan bisa membantu untuk memberdayakan masyarakat. Kedua, melakukan introduksi dan penguatan budaya,” ujarnya.

    Menurut Surya, dalam rangka introduksi dan penguatan budaya inilah gerakan keluar bersih dilaunching Rabu 17 November 2021 lalu di Bukitinggi bersama Dinas Pariwisata Sumatera Barat. Pihaknya mendukung kegiatan diarahkan ke daerah tujuan wisata unggulan (DTWU) karena pariwisata akan jadi ikon Sumbar dan pada 2023 nanti ditetapkan sebagai tahun kunjungan wisata Sumbar.

    “Desa wisata kita dorong dalam tahap awal dengan harapan ini akan memberikan hasil jangka pendek yang bisa langsung dirasakan. Sebagai pilotting, diberikan sedikit sentuhan di desa wisata tersebut,” harap Surya yang akrap dipanggil Oyon ini.

    Menurut Surya, untuk jangka Panjang akan dilakukan edukasi mulai dari pendidikan mulai dari tingkat paling dasar dengan harapan gerakan keluar bersih jadi kultural kita. Tadinya fokus di daerah wisata kemudian di arahkan ke sekolah, kampus, rumah sakit dan kantor pemerintah sehingga akan terjadi perubaha kultural dari gerakan keluar bersih tersebut.

    Tersebab gerakan keluar bersih merubah perilaku dimana yang merubah perilaku harus diawali oleh top person, maka Kateda menemui gubernur dan alhamdulillah H. Mahyeldi memberikan dukungan. Gubernur mengarahkan Kateda untuk bekerjasama erat dengan Dinas Pariwisata Sumbar. Nanti berlanjut kepada tokoh-tokoh yang ada di Sumatera Barat aga lebih mengendorse kegiatan ini.

    “Harap diingat, yang akan merasakannya bukan wisatawan. Wisatawan datang lagi karena menilai Sumbar Bersih. Makin banyak wisatawan datang, kita yang senang karena banyak yang berbelanja,” ujarnya.



    Lebih jauh dijelaskan oleh Ketua Yayasan Kateda, Muchdian Muchlis, M.Tech.Mgt menyebutkan introduksi perilaku ini memang dirasakan hasilnya dalam jangka panjang. Dia mencontohkan bagi yang pernah menggunakan toilet pesawat, maka akan ada pengumuman di sign box-nya. For the next passenger convenience, please wash your basin atau untuk kenyamanan penumpang berikutnya, silahkan bersihkan toiletnya kembali.

    “Ini bisa menjadi contoh bagaimana seharusnya kita memperhatikan kebersihan toilet yang telah kita gunakan. Karena dari beberapa pengalaman, pengguna toilet di fasilitas-fasilitas umum yang kita temukan belumlah sebagaimana yang kita harapkan. Apalagi untuk mendukung pariwisata daerah kita,” ungkap pria yang akrab dipanggil Aan ini.

    Muchdian mengajak masyarakat untuk mendukung movement atau gerakan ini. Dia tegaskan, gerakan keluar bersih tanpa dukungan semua masyarakat Sumatera Barat adalah suatu keniscayaan. Sesuatu yang sulit kita realisasikan dalam kehidupan sehari-hari, sesuatu nilai budaya yang kita wariskan. (*)

    Tidak ada komentar

    Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...

    Pendidikan

    5/pendidikan/feat2