Pengerukan Saluran Pembuang Selesai, Masyarakat Aie Tajun Senang
Aie Tajun - Masyarakat Aie Tajun kini mulai tenang. Dua hari berturut-turut pun hujan, air tak lagi tergenang, sehingga masyarakat bisa istirahat.
Menanggapi hal ini, H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa, S.IP., M.H menyambut dengan rasa syukur bahwa apa yang telah diupayakan bersama membawa manfaat bagi masyarakat.
“Alhamdulillah, telah dirasakan manfaatnya oleh warga Pak Walinagari Aie Tajun ini. Yang dulunya tergenang banjir kini tidak lagi,” ujar Leonardy saat berkunjung ke Nagari Aie Tajun, Selasa 21 November 2021.
Leonardy merasa puas dengan selesainya pekerjaan pengerukan sedimen di sepanjang saluran pembuangan irigasi Batang Anai di Aie Tajun ini. Pada waktu kunjungannya ke Kantor Walinagari itu pada tanggal 30 Juli 2020 lalu, Leonardy mendapat informasi dari walinagari, perangkat dan tokoh masyarakat bahwa saluran pembuangan irigasi di Aie Tajun selalu meluap airnya di saat hujan.
Dari kunjungan itu walinagari disarankan Senator Leonardy untuk membuat surat permohonan kepada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumbar. Tanggal 25 Agustus 2020, dibuatlah surat tersebut.
Lebih jauh dijelaskannya, tanggal 16 September 2020, PSDA melakukan pengecekan ke lapangan. Dan pada 29 November 2021 dapat dilaksanakan pengerjaannya.
“Kita berupaya mendorong agar bisa dilakukan perbaikan pada saluran pembuangan irigasi di Aie Tajun tersebut. Minimal dilakukan pengerukan sedimennya. Alhamdulillah, kini sudah dilakukan dan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat,” ujar Leonardy.
Leonardy mengajak masyarakat untuk bersyukur dan dapat memanfaatkannya dengan baik. Dia juga mengapresiasi masyarakat yang telah merelakan tanah atau tanamannya terkena akibat kegiatan pengerukan tersebut. Untuk itu dia mengajak mereka merelakan kembali tanah atau tanamannya jika dilanjutkan dengan pembuatan talud di sepanjang banda yang telah dikeruk itu.
“Pengerjaan pengerukan ini hendaknya dilanjutkan dengan normalisasi dan pembangunan jalan inspeksi di kiri kanannya. Jika perlu dipasangi sheet pile agar daya tahannya lebih lama. Sebab kalau dipasang talud dengan besi cor saja ditakutkan gerusan air akan lama-kelamaan akan membuatnya rusak atau patah,” ujar Leonardy.
Kepada Walinagari Syahribul Rahmat dan perangkatnya diharapkan Leonardy secepatnya membuat usulan agar pengerukan yang telah selesai dan telah pula dibuatkan jalan tanah di kiri kanan bandar dilanjutkan.
Walinagari Aie Tajun, Kecamatan Lubuk ALung, Kabupaten Padang Pariaman, Syahribul Rahmat mengungkapkan kegembiraan warganya dengan adanya pengerukan di saluran pembuangan irigasi yang melewati nagarinya. Apalagi pekerjaan selesai hujan turun beberapa hari berturut-turut dan air cepat surut. Korong Kampung Paneh dan Indarung yang biasanya banjir jika hujan turun beberapa jam saja, sekarang bisa bernafas lega.
"Kalau tidak, cukup lama saja hujan turun, warga kami sudah khawatir pak. Malam hari bisa tidak tidur, takut air naik. Harus siap-siap evakuasi. Sekarang sudah tenang. Beberapa hari turun hujan kemarin kami tak lagi kebanjiran," ujar walinagari.
Kondisi itu diungkapkan Walinagari Aie Tajun Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman Syahribul Rahmat kepada Anggota DPD RI H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa., S.IP., MH yang datang ke nagarinya.
Ditambahkan Syahribul, kondisi ini disebabkan oleh telah lancarnya tali bandar dari perbatasan dengan Nagari Balah Hilia di Kapalo Banda hingga ke Marantiah perbatasan dengan Nagari Ketaping. Masyarakat tahu, setelah kedatangan Leonardy berkunjung ke nagari mereka 2020 lalu, pengerukan bisa direalisasikan, mereka pun kini bisa tidur tenang. Karena berkurang kekhawatiran akan datang banjir setinggi pinggang setelah hujan lebat.
"Luar biasa, alhamdulillah masyarakat kami sangat senang pak. Setelah kedatangan bapak dulu, ada perhatian dari PSDA Sumbar dan pengerjaannya telah rampung. Dan hasilnya terlihat saat hujan beberapa hari berturut-turut belum lama ini, warga kami sudah bisa nyenyak tidurnya," ujar Walinagari Syahribul.
Dia mengungkapkan bahwa bandar itu dibangun pada tahun 1980-an. Pernah dibuat batu beronjong sekitar tahun 1997. Namun ketahanan batu beronjong tentu terbatas dan bertambah tahun akan menambah enadapan lumpur di sepanjang aliran bandar. Akibatnya di musim hujan air mudah meluap.
Lebih jauh dikatakan walinagari, Babinsa dan Bhabinkamtibmas pun bisa menikmati istirahatnya. Sebelumnya, mereka disibukkan memonitor kondisi di lapangan. Terutama jika genangan air bertambah tingginya.
Ditegaskan oleh walinagari bahwa saat ini, sebagai tanda senangnya terhadap pengerukan bandar ini, masyarakat tidak keberatan tanaman mereka di pinggir kiri dan kanan jalan terkena proyek. Khususnya di Korong Indarung, banyak tanaman masyarakat yang habis, tidak ada minta ganti rugi.
“Tanaman tambah banyak habis karena di pinggir kiri dan kanan bandar di Korong Indarung itu sudah dibersihkan. Bisa dibuat jalan di pinggir bandar itu pak,” ungkapnya.
Lebih jauh Syahribul Rahmat mengajukan permohonan pula agar pekerjaan bandar saat ini dilanjutkan dengan pemasangan talut. Pemasangan talut ini akan memperkuat tebing jalan. Jika tidak, saat air besar, maka tebing-tebing bandar ini banyak yang runtuh.
Disamping itu, perkuatan tebing jalan akan menambah lebar jalan 1-2 meter. Di beberapa titik jalan, terbing sudah menyentuh bahu jalan. Jika kendaraan roda empat berselisih, ditakutkan jatuh ke bandar. Sudah banyak kejadiannya.
Babinsa Serda Hendro dan para walikorong juga menyatakan rasa syukurnya terhadap pengerukan bandar ini. “Pas pengerjaan bandar mau selesai, hujan berturut-turut. Biasanya banjir, kini aman pak,” ujar Hendro sambil tertawa.
Diungkapkannya, biasanya jika sudah hujan dua hari berturut-turut, maka airnya belum akan kering beberapa hari sesudahnya. Di Korong Indarung biasanya selalu terendam, tidak bisa dilalui.
PPK Wilayah I SKPD TP PSDA Sumbar Edwardo, ST, MPSDA menyatakan bahwa pekerjaan ini adalah pemeliharaan berkala dengan kegiatan perapian talud dan pembuangan sedimen saluran pembuang saluran pembuang irigasi Batang Anai yang berlokasi di Air Tajun, Kecamatan Lubuk Alung.
Menurut pria yang akrab dipanggil Edo itu mengatakan panjang pekerjaan lebih kurang 2.75 kilometer. Dikerjakan dalam waktu tiga minggu, mulai dari 29 November sampai dengan 18 Desember 2021.
Diungkapkannya proyek swakelola itu dimulai dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat awal November 2021. Dilakukan penggalian sedimen di sepanjang saluran pembuang Air Tajun. “Output yang di dapatkan supaya berkurangnya banjir apabila terjadi curah hujan/debit yang tinggi. Keberhasilan pekerjaan ini tidak lepas dari kerjasama berbagai pihak baik camat, walinagari, Babinsa, Bhabinkantibmas, walikorong dan tokoh masyarakat setempat,” ungkapnya.
Di hadapan Leonardy, Edo menyarankan agar walinagari membuat surat ke Bupati Padang Pariaman dan Bupati Selanjutnya menyurati Balai Sungai Sumatera Wilayah V agar pengerjaan lanjutan saluran pembuang Air Tajun ini segera terealisasi. (*)
Tidak ada komentar
Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...