Nasi Berkah, Harga Rp10 Ribu Cukup Bayar Rp5 Ribu

Anggota DPD-RI Muslim M. Yatim.

Padang, Sumbarkini.com-Banyak cara bisa dilakukan untuk meringankan beban mereka yang terdampak virus korona atau covid-19. Apalagi, memyambut bulan suci Ramadhan banyak yang membutuhkan uluran tangan agar bisa beribadah dengan baik di bulan suci.

Anggota DPD-RI asal Sumbar, Muslim M. Yatim punya cara unik membantu masyarakat. Mantan anggota DPRD Sumbar itu menggulirkan program nasi berkah. Program nasi berkah berupa pembagian nasi bungkus seharga Rp10 ribu dengan hanya membayar Rp5 ribu.

Muslim M. Yatim kepada Sumbarkini.com, Sabtu (18/4) menyebutkan, program nasi berkah sudah dimulai di dua lokasi di Kota Padang. Program ini untuk membantu mereka yang terdampak virus korona dan sekaligus menyambut bulan suci Ramadhan.

Ide nasi berkah tak hanya membantu masyarakat yang membutuhkan. Namun, ada juga misi pemberdayaan ekonomi di sana.

Teknik pelaksanaan program nasi berkah adalah, Muslim M. Yatim mendata pedagang keliling yang terdampak covid-19. Pedagang ini diberi bantuan beras dan modal untuk membeli lauk-pauk. Pedagang akan memproduksi nasi berkah dan menjual kepada masyarakat dengan harga Rp5 ribu perbungkus. Nasi senilai Rp10 ribu itu akan disubsidi oleh Muslim M. Yatim Rp5 ribu perbungkus. Dengan begitu, masyarakat bisa mendapatkan nasi murah, sementara pedagang bisa terbantu dan mendapatkan untung.

Karena inti dari program ini adalah membantu masyarakat, maka Muslim M. Yatim menekankan, masyarakat yang membeli nasi berkah bisa meminta tambahan nasi berapa pun. "Jadi, kita pesankan kepada pedagang, kalau ada yang minta tambah nasi, dikasih berapapun. Dibanyak-banyakan saja nasinya, sehingga dua bungkus nasi bisa dimakan kenyang bertiga. Sementara lauknya adalah sambal yang bisa dibuat banyak dan dinikmati bersama," ujar Muslim M. Yatim.

Ide nasi berkah ini menurut Muslim M. Yatim selain karena keinginan membantu masyarakat yang terdampak covid-19, sekaligus ingin memberi inspirasi kepada yang lain untuk kreatif membantu sesama. Menurutnya, membantu sesama tidak mesti mengukur dari kelebihan yang kita punya, namun dengan cara kreatif kita tetap bisa membantu dengan keterbatasan yang kita punya. (Zal)