Libatkan Seluruh Potensi Masyarakat Sumbar
Padang (sumbarkini.com) – Kebijakan-kebijakan yang telah diambil Pemerintah
Provinsi Sumbar harus dikoreksi. Sejauhmana pemerintah provinsi melibatkan
stakeholder terkait. Pelibatan yang bukan sekadar SK, tapi benar-benar terlibat
penuh dalam penanganan dan pencegahan pandemi Covid-19.
“Kami percaya, berapapun anggaran yang tersedia bagi
penanganan bencana Covid-19 selagi bertumpu pada keuangan daerah, maka pasti kita
akan kedodoran. Apakah di provinsi, kabupaten maupun kota saya bisa pastikan
bakal kedodoran jika tidak melibatkan seluruh potensi yang ada di masyarakat
Sumbar,” tegas Ketua DPRD Sumbar, Supardi, kepada Jadwal Djalal dan Idris Rambe dari Radio Padang FM,
Kamis 7 Mei 2020.
Supardi mengajak untuk melibatkan potensi-potensi yang ada
di masyarakat. Potensi-potensi itu kekuatannya pada sumberdaya manusia dan
sifat kegotongryongan kita. Saatnya melibatkan niniak mamak, alim ulama, cadiak
pandai, bundo kanduang dan ormas-ormas yang ada di Sumbar. Mereka jangan hanya
dilibatkan dalam konteks pesta, dilibatkan secara normatif. Melainkan harus
dilibatkan penuh secara aktif.
Ormas seperti Muhammadiyah, NU, Tarbiyah Perti dan lainnya
harus dirangkul dalam penanganan covid-19 ini. Begitu juga dengan organisasi kepemudaan, organisasi profesi.
“Mereka
punya massa dan kekuatan tersendiri, maka berikan kesempatan kepada mereka
untuk mengedukasi keluarga dan massanya masing-masing. Tak mungkin pemerintah
sendirian dalam menangani pandemi covid-19 ini,” bebernya.
Oleh karena itu, Supardi mengingatkan pemerintah daerah tidak perlu terpaku kepada target pemerintah pusat. Harus ada inovasi dan kreatifitas dalam mengambil kebijakan. Atur sesuai karakter masyarakat Minang dengan suku atau ras lainnya. Dalam hal ini perlu menonjolkan kearifan lokal. (zul)
Supardi mencontohkan, saat PSBB orang disuruh di rumah begitu juga
bagi yang OPD atau PDP disuruh isolasi mandiri. Ditawarkanlah penawarnya
pemberian Bantuan Lansung Tunai (BLT) sebesar Rp600.000 per bulan. Tapi
pemberian BLT ini per KepalaKeluarga, tidak peduli berapa pun anggota keluarganya.
“Pertanyaannya, sampai sejauh mana kajian ekonomis yang menyatakan
sampai sejauh mana keluarga itu bertahan? Paling bertahan seminggu, tiga minggu
lagi mereka makan apa? Harusnya ada kebijakan untuk memberikan perkuatan kelembagaan
di masyarakat baik yang di rantau maupun di kelurahan atau nagari untuk turut
serta memberikan pemberdayaan sekaligus solusi terhadap permasalahan
masyarakat,” tegasnya lagi
Oleh karena itu, Supardi mengingatkan pemerintah daerah tidak perlu terpaku kepada target pemerintah pusat. Harus ada inovasi dan kreatifitas dalam mengambil kebijakan. Atur sesuai karakter masyarakat Minang dengan suku atau ras lainnya. Dalam hal ini perlu menonjolkan kearifan lokal. (zul)
Tidak ada komentar
Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...