• Breaking News

    Kita Bangsa yang Malas Berfikir!


    Kita punya eksport juga, hasil alam, gambir, ikan, bahan baku hasil tambang dan TKI skill rendah, salah satu tujuannya: Korea Selatan. Orang Korea punya otak, kita juga punya otak, cuma dibanding mereka, kita sungguh-sungguh malas berfikir.

    Negara agraria sebesar ini, malah tak mampu memenuhi kebutuhan dagingnya. Peternakan dalam negeri sulit dikembangkan. Peternakan yang ada berbiaya tinggi. Jika dibanding daging import, daging produksi lokal jelas sangat mahal.

    Untuk dapat memproduksi secara efisien, butuh modal dan innovasi. Namun untuk berinovasi, kita perlu berfikir keras. Sementara kita sendiri malas berfikir.

    Buktinya? Ketika daging mahal, dengan enteng seorang menteri berkata, Ayo kita makan keong.

    Heboh! Ketika dijumpai produk ikan kaleng ada cacingnya, dengan santai seorang menteri berkata: cacing kan juga protein.

    Ketika masyarakat berteriak: listrik mahal. Lalu pejabat memberi solusi "cabut saja meterannya!"

    Kepala bulog berteriak gudang berasnya penuh, dan akan datang masa panen raya, menteri malah buka keran import beras. Ketika beras menumpuk, lalu ada ide, ayo kita ekspor lagi. Benar-benar kita adalah bangsa yang malas berfikir.

    Memang, kita punya banyak orang pintar, doktor, professor yang punya kemampuan dan kapasitas berfikir. Namun mereka tidak disuruh untuk memikirkan persoalan bangsanya sendiri. Bereka disuruh untuk memikir yang tinggi-tinggi, yang rumit-rumit agar mengandung novelty dan bisa dipublis di jurnal terindeks. Tujuannya rangking kita naik.

    Lalu bagaimana hasil lulusan perguruan tinggi? Mereka banyak yang jadi pengangguran.
    Kenapa semua ini terjadi? Kenapa industri dalam negeri tidak tumbuh? 

    Kenapa kita tak mampu mengolah kekayaan alam agar bernilai tinggi dan dapat dieksport?
    Kenapa kita tak mampu swambada garam? Bawang? Jagung? Kedele? Daging?
    Siapa yang peduli? Siapa yang memikirkan itu semua? Rektor dianggap tak mampu mengangkat rangking, lalu solusinya: kita rekrut rektor asing.

    Masalah kita sebenarnya apa? Jangan-jangan memang kita adalah bangsa yang malas berfikir!

    Oleh Henmaidi, Ph.D
    (pengajar dan pembicara Indonesia yang aktif sebagai dosen Fakultas Teknik, Universitas Andalas)

    Tidak ada komentar

    Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...

    Pendidikan

    5/pendidikan/feat2