Di Masa New Normal, Jadikan Pariwisata Andalan Padang
Padang (sumbarkini.com) - Tidak dapat dipungkiri, sektor yang paling terdampak oleh Covid-19 ini adalah pariwisata. Hampir semua lini merasakan dampaknya. Hotel, restoran, rumah makan, cafe, usaha kuliner, biro perjalanan, spa, karaoke dan pelaku usaha lainnya di sekitar objek wisata. Begitu juga dengan pramuwisatanya.
Hal ini diungkapkan Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah, SP yang diwaliki Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang Arfian, sejak diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seluruh tempat wisata ditutup. Makanya sektor pariwisata disebut-sebut paling terdampak.
“Alhamdulillah dengan dimulainya pola hidup baru yang dicanangkan Pemerintah Kota Padang yang diatur oleh Perwako Nomor 49 Tahun 2020 sedikit demi sedikit sektor ini mulai menggeliat. Kini sudah boleh dibuka lagi semua usaha di sektor pariwisata,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang, Arfian kepada Moderator Dialog Khusus Radio Padang FM Jadwal Djalal dan operator Harry ‘Dhyo’ Febrianto, Selasa 14 Juli 2020.
Dia menyatakan sektor ini dibuka lagi karena pariwisata merupakan penyumbang terbesar bagi pendapatan asli daerah (PAD) Kota Padang. Dari data di dinas pariwisata, PAD dari sektor ini pada 2019 akhir berjumlah Rp105 miliar. Jumlah itu didapat dari pajak hotel, restoran dan tempat hiburan serta usaha-usaha pada sektor pariwisata.
Arfian menyebutkan beberapa minggu terakhir terutama saat penerapan pola hidup baru (new normal) sudah melandai penyebaran Covid-19 ini. Malah ada beberapa hari yang tanpa kasus positif. Baru pada tanggal 12 Juli 2020 ada dua kasus positif lagi. “Kita berharap wabah Covid-19 cepat berlalu dan pariwisata jadi andalan Padang,” Arfian.
Bahkan kata Arfian, saat destinasi pariwisata boleh dibuka. Sangat banyak orang yang memanfaatkan momen ini untuk menikmati suasana new normal di objek wisata. Peningkatannya cukup signifikan. Bahkan Arfian menyebutkan kondisinya seperti membalaskan sakit hati yang terkungkung selama beberapa bulan ini.
Tapi pihaknya tetap mengingatkan pelaku usaha di sektor pariwisata untuk menerapkan aturan sesuai Perwako 49. Pengunjung pun diharapkan untuk mematuhi untuk memakai masker, jaga jarak dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Diingatkan Arfian, Padang punya banyak potensi objek wisata andalan. Namun yang dikembangkan atau digarap serius oleh Pemko Padang selama lima tahun terakhir seperti Pantai Air Manis, Kawasan Siti Nurbaya, Pantai Padang mulai dari Berok Nipah hingga Muaro Lasak. Lalu di Ujung Batu Muaro Penjalinan dan Pantai Pasir Jambak.
Lalu potensi wisata Alam seperti Sikayan Balumuik, Lubuk Minturun, serta wisata pegunungan seperti Bukit Nobita di Lubuk Begalung. Bukit Nobita beberapa waktu lalu viral di masyarakat. Begitu juga dengan seni tradisinya.
“Kita saat ini juga punya destinasi baru yang dikembangkan dengan subjek utamanya masyarakat di sekitar lokasi. Contohnya Bukit Karang dan Bukit Khailas di Rawang Mata Air, Kecamatan Padang Selatan,” ungkapnya.
Di Bungus ada Lubuk Hitam, tepatnya di Sungai Pisang. Semua daerah yang disebutkan itu dikembangkan sesuai arah pembangunan Walikota Padang ke bagian timur Kota Padang. Destinasi wisata yang dibangun kea rah Timur ini umumnya memanfaatkan view dan suasana pegunungan/perbukitan.
Di lokasi wisata alam bakal dibangun wahana-wahana yang diyakini mampu membuat ramai destinasi itu. “Kita bakal mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak lain untuk menanamkan investasinya dalam pembangunan wahana-wahana di destinasi yang sudah ada,” ungkapnya.
Sesuai visi dan misi Pemerintah Kota Padang yang dipimpin Walikota Padang Mahyeldi, SP dan Wakil Walikota Padang Hendri Septa, B.Bus (Acc), M.IB, mulai 2019 hingga habis masa kepemimpinan mereka, bakal dilakukan penataan-penataan terhadap potensi-potensi yang ada secara bertahap.
Penataan juga diarahkan ke hotel-hotel, rumah makan, restoran dan usaha-usaha yang beririsan saling mendukung dengan pariwisata.
Melalui telepon selulernya, Walikota Padang Mahyeldi, memberi penegasan pariwisata salah satu visi Walikota Wakil Walikota Padang periode 2019-2024. Peningkatan pendapatan pariwisata sampai 600 persen dari periode 2014-2019 lalu. Terbukti di lapangan, di objek-objek wisata yang dipunyai Kota Padang. Hal ini harus terus dilanjutkan.
Mahyeldi member contoh betapa masyarakat di sekitar Air Manis banyak yang membangun rumah permanen. Membangun toko, membangun warung-warung makanan. Banyak mobil yang membawa kelapa muda hilir mudik untuk mendrop kebutuhan masyarakat guna melayani pengunjung yang datang ke sana. “Ini peningkatan, ini kegairahan pelaku usaha pariwisata setelah kita membangun akses ke destinasi wisata. Lebih mudah mencapai Pantai Air Manis saat ini. Ekonomi masyarakat pun makin bergerak,” tegas Mahyeldi.
Makanya sektor ini perlu terus ditata dan dikelola secara profesional namun tidak meninggalkan kearifan lokal di sekitar objek wisata. Karena wisatawan inginkan kenyamanan, keramahan masyarakat sekitar dan keberadaan fasilitas penunjang di lokasi wisata. Keunikan tempat wisata juga harus diupayakan masyarakat pelaku usaha di sana. Kreatifitas sangat diperlukan untuk membuat keunikan ini. (*)
Hal ini diungkapkan Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah, SP yang diwaliki Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang Arfian, sejak diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seluruh tempat wisata ditutup. Makanya sektor pariwisata disebut-sebut paling terdampak.
“Alhamdulillah dengan dimulainya pola hidup baru yang dicanangkan Pemerintah Kota Padang yang diatur oleh Perwako Nomor 49 Tahun 2020 sedikit demi sedikit sektor ini mulai menggeliat. Kini sudah boleh dibuka lagi semua usaha di sektor pariwisata,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang, Arfian kepada Moderator Dialog Khusus Radio Padang FM Jadwal Djalal dan operator Harry ‘Dhyo’ Febrianto, Selasa 14 Juli 2020.
Dia menyatakan sektor ini dibuka lagi karena pariwisata merupakan penyumbang terbesar bagi pendapatan asli daerah (PAD) Kota Padang. Dari data di dinas pariwisata, PAD dari sektor ini pada 2019 akhir berjumlah Rp105 miliar. Jumlah itu didapat dari pajak hotel, restoran dan tempat hiburan serta usaha-usaha pada sektor pariwisata.
Arfian menyebutkan beberapa minggu terakhir terutama saat penerapan pola hidup baru (new normal) sudah melandai penyebaran Covid-19 ini. Malah ada beberapa hari yang tanpa kasus positif. Baru pada tanggal 12 Juli 2020 ada dua kasus positif lagi. “Kita berharap wabah Covid-19 cepat berlalu dan pariwisata jadi andalan Padang,” Arfian.
Bahkan kata Arfian, saat destinasi pariwisata boleh dibuka. Sangat banyak orang yang memanfaatkan momen ini untuk menikmati suasana new normal di objek wisata. Peningkatannya cukup signifikan. Bahkan Arfian menyebutkan kondisinya seperti membalaskan sakit hati yang terkungkung selama beberapa bulan ini.
Tapi pihaknya tetap mengingatkan pelaku usaha di sektor pariwisata untuk menerapkan aturan sesuai Perwako 49. Pengunjung pun diharapkan untuk mematuhi untuk memakai masker, jaga jarak dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Diingatkan Arfian, Padang punya banyak potensi objek wisata andalan. Namun yang dikembangkan atau digarap serius oleh Pemko Padang selama lima tahun terakhir seperti Pantai Air Manis, Kawasan Siti Nurbaya, Pantai Padang mulai dari Berok Nipah hingga Muaro Lasak. Lalu di Ujung Batu Muaro Penjalinan dan Pantai Pasir Jambak.
Lalu potensi wisata Alam seperti Sikayan Balumuik, Lubuk Minturun, serta wisata pegunungan seperti Bukit Nobita di Lubuk Begalung. Bukit Nobita beberapa waktu lalu viral di masyarakat. Begitu juga dengan seni tradisinya.
“Kita saat ini juga punya destinasi baru yang dikembangkan dengan subjek utamanya masyarakat di sekitar lokasi. Contohnya Bukit Karang dan Bukit Khailas di Rawang Mata Air, Kecamatan Padang Selatan,” ungkapnya.
Di Bungus ada Lubuk Hitam, tepatnya di Sungai Pisang. Semua daerah yang disebutkan itu dikembangkan sesuai arah pembangunan Walikota Padang ke bagian timur Kota Padang. Destinasi wisata yang dibangun kea rah Timur ini umumnya memanfaatkan view dan suasana pegunungan/perbukitan.
Di lokasi wisata alam bakal dibangun wahana-wahana yang diyakini mampu membuat ramai destinasi itu. “Kita bakal mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak lain untuk menanamkan investasinya dalam pembangunan wahana-wahana di destinasi yang sudah ada,” ungkapnya.
Sesuai visi dan misi Pemerintah Kota Padang yang dipimpin Walikota Padang Mahyeldi, SP dan Wakil Walikota Padang Hendri Septa, B.Bus (Acc), M.IB, mulai 2019 hingga habis masa kepemimpinan mereka, bakal dilakukan penataan-penataan terhadap potensi-potensi yang ada secara bertahap.
Penataan juga diarahkan ke hotel-hotel, rumah makan, restoran dan usaha-usaha yang beririsan saling mendukung dengan pariwisata.
Melalui telepon selulernya, Walikota Padang Mahyeldi, memberi penegasan pariwisata salah satu visi Walikota Wakil Walikota Padang periode 2019-2024. Peningkatan pendapatan pariwisata sampai 600 persen dari periode 2014-2019 lalu. Terbukti di lapangan, di objek-objek wisata yang dipunyai Kota Padang. Hal ini harus terus dilanjutkan.
Mahyeldi member contoh betapa masyarakat di sekitar Air Manis banyak yang membangun rumah permanen. Membangun toko, membangun warung-warung makanan. Banyak mobil yang membawa kelapa muda hilir mudik untuk mendrop kebutuhan masyarakat guna melayani pengunjung yang datang ke sana. “Ini peningkatan, ini kegairahan pelaku usaha pariwisata setelah kita membangun akses ke destinasi wisata. Lebih mudah mencapai Pantai Air Manis saat ini. Ekonomi masyarakat pun makin bergerak,” tegas Mahyeldi.
Makanya sektor ini perlu terus ditata dan dikelola secara profesional namun tidak meninggalkan kearifan lokal di sekitar objek wisata. Karena wisatawan inginkan kenyamanan, keramahan masyarakat sekitar dan keberadaan fasilitas penunjang di lokasi wisata. Keunikan tempat wisata juga harus diupayakan masyarakat pelaku usaha di sana. Kreatifitas sangat diperlukan untuk membuat keunikan ini. (*)
Tidak ada komentar
Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...