• Breaking News

    Gimba Syekh Madinah, Ikon Baru Wisata Religi Sumbar


    Sungai Gimba, Ulakan - Tempat bermulanya ajaran Islam dikembangkan di Padang Pariaman, dikenang dengan cara membangun Gimba Syekh Madinah. Peletakan batu pertamanya dilakukan Gubernur Sumbar Prof Dr. H. Irwan Prayitno, Anggota DPD RI H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa S.IP, MH dan Ketua PKK Sumbar Nevi Zuairina.

    "Peletakan batu pertama ini menandai adanya ikon baru wisata religi di Padang Pariaman. Keberadaan Gimba/mimbar Syekh Madinah ini diharapkan makin mengukuhkan daerah ini sebagai daerah tujuan wisata religi," ujar Leonardy, usai melakukan peletakan batu pertama pembangunan gimba itu, Rabu 13 Maret 2019.

    Menurut Leonardy, gimba Syekh Madinah makin memperkaya khazanah ilmu kita tentang keislaman di Minangkabau. Dimana Islam berawal dikembangkan di Minangkabau, siapa yang mengembangkannya, bagaimana cara dan lika-likunya.

    Semua itu, tegas pria yang pernah menjadi pimpinan DPRD Sumbar periode 2004-2014, berguna bagi generasi selanjutnya. Mereka jadi tahu bagaimana perjuangan Rasulullah SAW, sahabat-sahabatnya, dan orang-orang sesudahnya. Mereka mengarungi lautan, menghadapi ganasnya samudera, terdampar di benua yang jauh, dikejar masyarakat setempat dan harus bertaruh nyawa demi mengemban tugas mensyiarkan Islam.

    Bagi kita yang lebih tua ini bermanfaat untuk memperkokoh keyakinan terhadap Islam, betapa demi Islam mereka harus merelakan harta, nyawa dan meninggalkan sanak saudara.

    "Lewat Gimba Madinah bakal diketahui luas bahwa Islam dibawa oleh Murid Imam Maliki yang bernama Abdullah Arif atau Abul Khair. Atau yang lebih dikenal dengan sebutan Syekh Madinah. Abdullah Arif berasal dari Oman dan belajar ke Imam Malik di Madinah," tuturnya.

    Atas perintah Imam Maliklah Abdullah Arif sampai ke Indonesia. Dengan perjuangan luar biasa, Abdullah Arif merapat di Taluak Busuak (Tiram). Malah dikejar penduduk setempat lantaran dikira sisa-sisa prajurit Aceh.

    Lantaran meneriakkan Madinah berulangkali beliau diterima dan belakangan dikenal luas sebagai Syekh Madinah. Dan Syekh Madinah mencari tanah yang dipesankan gurunya dg cara mengisi botol kosong dengan tanah dan air. Lalu menyusuri Batang Tapakis memakai rakit batang rumbio dan sampai ke Batang Gasia.

    Keanehan aliran air di salah satu bagian Batang Gasia membuatnya bingung. Lalu dengan cara yang diperintahkan gurunya, dia masukkan air ke botol dan tanah ke botol lainnya. Keanehan terjadi, berat kedua botol sama. Dia yakin inilah tanah untuk mwngembangkan Islam sesuai perintah gurunya.Diputuskanlah dia  menetap di sana. Membangun pondok seizin Rajo Adat Na Sapuluah Ulakan Tapakis/ pemilik ulayat yang bergelar Rangkayo Rajo Mangkuto.

    Kabar pun tersiar hingga pedagang dari Lantak Mingkudu dan Padang Bintungan belajar Islam kepadanya. Hingga putra Sintuak yang bernama Kanun alias Pono pun belajar padanya. Pono inilah yang belakangan dikenal luas dengan Syekh Burhanuddin Ulakan

    "Kini saatnya kita memberikan penghormatan pada guru Syekh Burhanuddin. Salah satunya dengan membangunkan Gimba Syekh Madinah seluas 54 meter persegi yang barusan kita lakukan," ujarnya.

    Leonardy berharap agar dalam pembangunan kawasan Gimba itu nantinya memperhatikan juga sarana dan prasarana yang memudahkan para lanjut usia (lansia). Karena memang lansia lah yang paling bersemangat untuk melakukan ziarah atau wisata religi ini.

    Gubernur Sumbar Irwan Prayitno pun bela-belaan ke Padang dan balik lagi ke jakarta demi peletakan batu pertama itu. Dia sangat memberikan dukungan terhadap.pembangunan Mimbar Syekh Madinah tersebut.

    Syekh Madinah sebagai murid Imam Malik tentu berhulu keilmuannya kepada sahabat nabi hingga nabi Muhammad. Dengan didirikannya Mimbar Syekh Madinah berarti menambah keinginan kita memperkokoh keislaman. Selain itu juga menambah tempat wisata religi dan budaya di daerah kita.

    Terkait pendanaan, secara berseloroh Gubernur menyebutkan bahwa menantu Orang Piaman, yakni H. Leonardy Harmainy tentu paham bagaimana cara menggaet anggaran dari APBD dan APBN. "Tanya beliau. Beliau tokoh Sumbar, tokoh nasional, wakil kita di DPD RI tentu punya kiat tersendiri dan jalur soal pendanaan tersebut," katanya.

    Senada dengan itu, Wakil Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur menyatakan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman sangat antusias dengan pembangunan tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah dan religi. Telah dirasakan bagaimana dampak dari makam dan Masjid Raya  Syekh Burhanuddin di Ulakan. Dia pun berharap Gubernur, Anggota DPD dan semua pihak berperan aktif dalam pembangunan itu.

    M Zamir Dt. Bungsu Rangkayo Rajo Mangkuto, Urang Tuo Adat Nan Baulayat Nagari Sungai Gimba Ulakan memaparkan pula betapa pentingnya pembangunan Gimba Syekh Madinah ini. Sudah seharusnya Syekh Madinah mendapatkan penghormatan seperti ini. Dia pun membentang sejarah dengan baik dan lugas

    Menurut dia Syekh adalah guru pertama Syekh Burhanuddin. "Buat Syekh Burhanuddin dibuatkan masjid dan makamnya diziarahi, tentu untuk Syekh Madinah sangat tepat membangunkan mimbar sebagai pengingat tempat beliau mengajarkan agama dan itu sangat bersejarah," ujar Datuk Bungsu Rangkayo Rajo Mangkuto. (*)

    Tidak ada komentar

    Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...

    Pendidikan

    5/pendidikan/feat2