• Breaking News

    Pondok Pesantren Darul Ikhlas Pakandangan Justru Menolak Santri

    Pakandangan (sumbarkini.com) – Hiruk pikuk penerimaan peserta didik baru tidak dialami Pondok Pesantren Darul Ikhlas Pakandangan. Mereka malah menolak calon santri. Pondok hanya menerima 25 orang santri saja tahun ini.

    Tambahan 25 orang santri tersebut menjadikan jumlah keseluruhan santri di pondok tersebut adalah 300 orang. “Kami malah terpaksa menolak santri,” ujar Pimpinan Pondok H. Suhaili Tuanku Mudo kepada Anggota DPD RI H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa, S.IP., MH yang bersilaturahmi ke pondoknya.

    Tingginya minat calon santri untuk belajar di Pondok Pesantren Darul Ikhlas Pakandangan, disebabkan di sana santri bukan hanya belajar agama. Mereka juga mereka juga memiliki kecakapan hidup (life skill). Life skill inilah yang dimaksudkan untuk dapat menjadi pemasukan ekonomi diri dan keluarganya.

    Para santri tersebut, diajarkan berbagai jenis ketrampilan, yang paling dominan dan telah diakui oleh penduduk setempat. Santri Ponpes Darul Ikhlas Pakandangan banyak melahirkan tukang bangunan yang handal. Juga ada petani yang sukses, teknisi bengkel yang baik dan ketrampilan lainnya yang bermanfaat bagi mereka selain pelajaran agama yang didapat di pondok.

    Menariknya, ilmu life skill di Pondok Darul Ikhlas telah mengantarkan Kakankemenag Padang Pariaman berhasil meraih gelar Doktor ke-80 di UIN Imam Bonjol.
    Bahkan, diakui oleh Tuanku Mudo santrinya banyak juga dari lingkungan sekitar. Mereka masuk ke sana disesuaikan dengan minatnya. Jika ia minat ke ilmu pengetahuan umum, maka pihak pondok akan memfasilitasinya untuk sekolah di sekolah umum. Pada malam harinya barulah mereka belajar ilmu agama di pondok.

    “Santri kita bebas memilih yang diminatinya. Terpenting mereka menjalani pendidikan agama di pondok dengan sungguh-sungguh. Alhamdulillah lulusan setingkat Ulya bisa setara kemampuannya dengan S1 IAIN,” ujar penerus Buya Angku Kuning Zubir itu.
    Menurut Tuanku Mudo, pondok saat ini terpaksa mengurangi penerimaan lantaran keterbatasan sarana penunjang. Asrama santri sebagian rusak.

    Dia berharap Anggota Komite III DPD RI itu dapat memfasilitasi pondok itu untuk menggaet bantuan dari kementerian terkait untuk bisa membangun kembali asrama yang lebih representatif. Begitu juga dengan kebutuhan lainnya seperti kitab-kitab, pengadaan seragam bagi 300 santrinya dan lain-lain.

    Menanggapi hal itu, Leonardy Harmainy yang berpengalaman dalam penganggaran sewaktu menjadi pimpinan DPRD Sumbar 2004-2014. Pihak pondok diminta membuat proposal ke Kementerian PUPR untuk pembangunan kembali asrama santri di sana. “Kita akan fasilitasi dan kita dorong bersama-sama agar permohonan tersebut segera direalisasikan,” ujar pria yang akrab dipanggil Bang Leo  itu.


    Dikatakannya, kedatangannya ke Pondok Pesantren Darul Ikhlas adalah melaksanakan tugas pengawasan terhadap pelaksanaan UU Sisdiknas terutama yang berkenaan dengan sistem zonasi pada PPDB tahun ini. “Alhamdulillah, poondok pesantren tidak terpengaruh oleh imbas sistem zonasi. Pondok tetap jadi pilihan orang tua yang ingin anaknya berwawasan keilmuan dan punya akar keimanan yang kuat,” ulasnya. (*)

    Tidak ada komentar

    Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...

    Pendidikan

    5/pendidikan/feat2