• Breaking News

    Mardiansyah : Pertahankan Tradisi Pacu Kuda


    Padangpanjang - Kuda Melati Taeh asal Kota Payakumbuh berhasil menjadi pemuncak, setelah menyisihkan Nabira Gucci dan Stoner pada race pamuncak (Boko-red) Pacu Kuda Open Race dan Alek Anak Nagari 2019 di Lapangan Pacu Kuda Bancah Laweh Kota Padangpanjang, Senin (28/10).
    Partai Boko memang menjadi partai yang paling ditunggu oleh puluhan ribu pecinta Pacu Kuda yang memadati lapangan Bancah Laweh, termasuk juga Walikota Padangpanjang Fadly Amran, Wawako Asrul, Ketua DPRD Mardiansyah, unsure Forkopinda, mantan Bupati Tanahdatar Shadig Pasadigoe dan sejumlah undangan lainnya.
     Fadly Amran dalam sambutan penutupan menyampaikan, kegiatan Pacu Kuda Open Race dan Alek Anak Nagari 2019 yang dilaksanakan dari tanggal 27 dan 28 Oktober, merupakan wadah untuk menghidupkan kembali tradisi pacu kuda di Kota Padangpanjang yang telah beberapa tahun terhenti.
    “Memang kita akui, dari pelaksanaannya masih ada kekurangan dari berbagai bidang, termasuk juga dari ketersedian dana penyelenggaraan. Tadi kita juga sudah berbincang-bincang dengan Ketua DPRD, jika memang akan dijadikan kalender tahunan, tahun depan akan kita anggarkan sepenuhnya melalui APBD,” sebut Fadly Amran yang juga Ketua Pordasi kota setempat.
    Lebih lanjut Fadly menyampaikan, antusias masyarakat Padangpanjang, Batipuah dan X Koto untuk menyaksikan kegiatan Pacu Kuda ini cukup tinggi. Dimana, hamper 50 ribuan pengunjung memadati lapangan Pacu Kuda Bancah Laweh.
    “Tadi saya dengar ada seribu orang janda, lima ratus orang jomblo ikut menyaksikan kegiatan Pacu Kuda ini. Tapi jangan sampai suami dan istrinya tertukar pas pulang nanti, tadi juga ada anak-anak yang terpisah dari rombongan orang tuanya,” seloroh Fadly.
    Ketua DPRD Kota Padangpanjang Mardiansyah menyampaikan, kegiatan Pacu Kuda dan Alek Anak Nagari Padangpanjang Batipuah dan X Koto merupakan tradisi yang harus tetap dipertahankan. Selain menjadi ajang silaturahmi masyarakat, iven seperti itu juga menjadi wadah pembinaan dan pembibitan kuda-kuda pacuan di Padangpanjang.
    “Dahulu, Padangpanjang terkenal dengan kuda-kuda pacuannya yang mampu menorehkan prestasi hingga ke tinggkat nasional. Begitupun dengan sejarah pacuan kuda di Bancah Laweh ini, hingga Hamka mengabadikannya dalam kisah Zainuddin dan Hayati pada novel Tenggelamnya Kapal Vander Wijk. Kedepan, kita juga berharap kepada pemerintah daerah dan Pordasi Padangpanjang, untuk menjadikannya iven tahunan,” sebut Politisi dari Partai Amanat Nasional itu.
    Mardiansyah juga menyanggupi permintaan dari Walikota Padangpanjang untuk menganggarkan biaya penyelenggaraan Pacu Kuda melalui APBD Kota Padangpanjang. Setelah memenuhi mekanisme dan ketentuan yang berlaku dalam penyusunan anggaran.
    “Kita siap support kegiatan seperti ini, apalagi ini untuk kemaslahatan masyarakat banyak. Selain menjadi ajang silaturahmi dan hiburan masyarakat, juga ada sisi ekonominya.  Jika memang akan dianggarkan, harus segera dimasukan ke dalam RAPBD, sebelum dibahas ditingkat Banggar DPRD,” sebutnya. (ned)

    Tidak ada komentar

    Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...

    Pendidikan

    5/pendidikan/feat2