• Breaking News

    Leonardy : Perkuat Peran Santri untuk Menjaga NKRI

    Pakandangan, Padang Pariaman - Santri harusnya bangga dengan adanya Hari Santri Nasional yang diperingati tiap tanggal 22 Oktober. Hari santri merupakan pengakuan bahwa pondok pesantren punya andil besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Jenderal Besar Sudirman pada hakikatnya adalah seorang santri.

    Saat ini, santri dan pondok pesantren semakin bisa memainkan peran aktifnya dalam menjaga keutuhan NKRI. Hal itu diungkapkan Anggota DPD RI H Leonardy Harmainy Dt Bandaro Basa, S.IP., MH yang menjadi pemateri seminar di hari penutupan peringatan Hari Santri Nasional ke-5 di Pondok Pesantren Nurul Yakin Ringan-ringan, Pakandangan, Kecamatan Enam Lingkung, Jumat 25 Oktober 2019.

    "Santri harus bisa menjadi Garda terdepan dalam menjaga keutuhan bangsa dan NKRI. Karena kemerdekaan bangsa tidak terlepas peran ulama dan santri," ujar Leonardy.

    Leonardy mengatakan santri telah diakui perannya di masa sebelum kemerdekaan, saat kemerdekaan dan sesudah merdeka. Dia pun mengungkapkan bahwasanya Jenderal Sudirman adalah santri. Kesantriannya dan pengamalan agamanya yang kuat membuat sang jenderal mampu membuat Belanda kocar kacir. Sulit bagi Belanda menundukkan Jenderal Sudirman yang dalam sakitnya tetap teguh dalam perjuangannya.

    Di era kemerdekaan peran besar ulama dan santri adalah menjaga pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Ulama dan santri dengan wawasan keilmuan dan pengamalan agama yang lebih baik dibanding lainnya harus memainkan peran untuk menjaga keutuhan bangsa dan negaranya. Santri harus meneduhkan di masyarakatnya dan di media sosial.

    Leonardy mengharapkan agar para santri di Pondok Pesantren Nurul Yakin Ringan-ringan bertekad untuk mampu mewarisi semangat juang para santri pejuang yang merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Jadilah pemuda harapan bangsa yang selalu ada meski eranya berbeda.


    Memberikan motivasi kepada santri Nurul Yakin Ringan-ringan.
    Karakter yang dibentuk di pondok hendaknya mampu menjadikannya pemimpin masa depan. Tirulah alumni Nurul Yakin Ringan-ringan yang sukses di pemerintahan, menjadi akademisi dan praktisi. Ada pula yang sukses di legislatif.

    "Jadi para santri saya minta untuk menghilangkan stigma masuk pesantren hanya menjadi tuanku lalu dipanggil untuk berdoa, maulid dan kegiatan keagamaan lainnya. Raih ilmu dunia setinggi-tingginya dengan gelar yang tertinggi. Lalu mewarnai di kehidupan ini," ujar pria yang kini jadi Ketua Badan Kehormatan DPD RI.

    Harus dibalik, jadilah Sarjana Hukum yang Tuanku. Sarjana Ekonomi yang Ustazah, Bupati yang Tuanku, Gubernur yang tuanku. Jadikan bekal ilmu yang ditinggalkan Buya Syekh H. Ali Imran Hasan untuk menaikkan citra santri dan meningkatkan peran menjaga keutuhan NKRI

    Sekaitan dengan kegiatan Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Nurul Yakin Ringan-ringan, Leonardy menghimbau agar tahun depan bisa melaksanakan peringatan Hari Santri Nasional dengan Peserta kegiatan diperluas, mengikutsertakan sekolah-sekolah di Sumbar dari berbagai tingkatan.

    "Tahun depan perlombaan untuk memperingati hari santri harus lebih besar dan lebih meriah," ujar Senator Sumbar yang juga dipercaya menjadi Pembina Pondok Pesantren Nurul Yakin Ringan-ringan itu.

    Fazar Basri, Ketua Panitia mengungkapkan peringatan hari santri nasional tahun ini mendapat dukungan penuh dari Kapolda Sumbar Drs. H. Farizal, MM, BAZNAS Sumbar, Senator Sumbar H. Leonardy Harmainy Dt Bandaro Basa, badan/institusi/lembaga yang mau peduli dengan kemeriahan HSN 2019.

    Dengan dukungan itu, panitia bisa menyediakan hadiah yang lebih baik, lebih banyak dan lebih memotivasi. Ada piala, uang tunai dan sertifikat bagi pemenang lomba Hifzil Qur'an 1 juz, Hifzhil Qur'an 5 Juz, Lomba Syarhil Qur'an, Lomba Kitab Standar hingga voli dan fulsal. Masing-masing terdiri dari juara 1-3 dan harapan 1-3. Lalu juara umum 1, juara umum 2 dan juara umum 3.

    Lomba diikuti 23 peserta dari pondok pesantren, madrasah aliyah, madrasah tsanawiyah, SMA, SMK dari berbagai daerah. Dari kalkulasi Dewan Juri, ditetapkanlah Pondok Pesantren Nurul Yakin Ringan-ringan sebagai juara umum. Juara umum 2 diraih Pondok Pesantren Ashabul Yamin Bukittinggi dan juara umum 3 diraih Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyyah Candung.

    Keberhasilan ini membuat Ketua Yayasan Pembangunan Pendidikan El Imraniyyah (YPPI), Drs. Idarussalam Tuanku Sutan sangat gembira. Ketika memberikan hadiah pemenang futsal, Idarussalam mengucapkan pujiannya. "Hebat kalian, terimakasih ya," ungkap Tuanku Sutan pada santrinya.

    H. Leonardy Harmainy menyerahkan Hadiah Juara Umum kepada Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Yakin Ringan-ringan.
    Idarussalam pantas bergembira karena juara 1 futsal membuat harapan Nurul Yakin Ringan-ringan menjadi nyata untuk menjadi juara umum pada perlombaan dalam rangka Hari Santri ke-5.

    Muhammad Rais Tuanku Labai Nan Basa, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Yakin Ringan-ringan menyebutkan kegiatan beberapa hari ini adalah mengindikasikan nikmat Allah yang diberikan secara khusus kepada kita sebagai santri. "Sangat wajar kita bersyukur kepada Allah SWT tentang nikmat ini," ajaknya.

    Ngaji untuk Diamalkan

    Pimpinan Pondok, Syech Zulhamdi Tuanku Kerajaan Nan Sholeh memberikan taushiyah untuk santrinya agar meniru jalan sukses Jenderal Sudirman. Sudirman adalah Panglima Besar Republik Indonesia yang tidak ada yang menyamainya hingga kini.

    Jenderal Sudirman sukses dalam perjuangannya dan berhasil membuat Belanda panik. Kesuksesannya karena tidak putus wudhuknya. Beliau selalu menjaga wudhuk. Dan juga berupaya shalat tepat waktu.

    Begitu juga Mohammad Hatta dalam sejarahnya sangat disiplin waktu. Itu didapat dari efek selalu menjaga shalat tepat waktu.

    Foto bersama dengan juara umum.
    Kesuksesan Jenderal Sudirman disebabkan tulus memperjuangkan orang banyak, tulus memperjuangkan bangsa dan negaranya. "Jenderal Sudirman berbuat untuk orang banyak makanya orang banyak mengakui kesuksesannya. Makanya jalan utama di kota besar Indonesia dinamai Jalan Jenderal Sudirman," ujarnya.

    Artinya kebesaran itu datang lantaran kaji/ilmu yang didapat tersebut langsung diamalkan. Angku Saliah yang diperingati pada saat Basafa juga selalu mengamalkan kaji yang didapat. "Mengamalkan kaji membuat kaji itu rindu padanya, kaji yang datang padanya hingga mudah baginya dalam memahami apa yang dikaji," tegas Tuanku Kerajaan Nan Sholeh. (*)





    Tidak ada komentar

    Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...

    Pendidikan

    5/pendidikan/feat2