• Breaking News

    Pemko Padang Permudah Akses Bagi Sektor Perdagangan


    Padang (sumbarkini.com) – Pada masa transisi sekarang ini Pemko Padang melakukan kajian dan menetapkan sektor perdagangan harus diberi prioritas. Pasar, restoran, tempat hiburan  dan objek wisata dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan harus dilaksanakan dan mengacu pada Perwako Nomor 49 tahun 2020. Seluruh kegiatan yang dilakukan di Kota Padang harus menggunakan masker, jaga jarak, cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, serta meningkatkan imunitas.

    Di Pasar Raya pedagang dites swab. Ada sekitar 3.000 pedagang yang dites swab untuk menjamin pengunjung dan pedagang dari penyebaran virus Covid-19 tersebut.

    “Kita buat komitmen dengan kepala daerah di Sumbar. Dilanjutkan dengan kerjasama Bussiness  to  Bussiness (B to B), kerjasama dengan perusahaan-perusahaan untuk menggerakkan usaha perdagangan ini,” ujar Walikota Padang, H. Mahyeldi Ansharullah, SP kepada moderator acara Dinamika Publik Radio Padang FM, Jadwal Djalal dan operator Harry ‘Dhyo’ Febrianto, Selasa 30 Juni 2020.

    Mahyeldi mengatakan pentingnya sekktor perdagangan ini digeliatkan lagi karena selain memenuhi kebutuhan orang di Kota Padang juga memenuhi kebutuhan orang-orang yang datang ke Kota Padang. Pada masa pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Pemko Padang memang lebih terfokus untuk pemenuhan kebutuhan warga kota lantaran sektor pariwisata tutup, kampus dan lembaga pendidikan meliburkan diri dan belajar secara virtual. Bahkan aktivitas masyarakat di luar ruang pun lebih terbatas.

    “Makanya ketika pariwisata tidak ada, maka perdagangan turut terpengaruh. Sehingga tiga bulan ini, otomatis Padanglah yang paling besar terdampak oleh Covid-19. Kita hitung tak kurang 145.000 keluarga yang terdampak. Mereka bergerak di perdagangan, pariwisata. Umumnya mereka karyawan hotel, pedagang kecil di sekolah-sekolah,” ungkap pria yang akrab dipanggil Buya oleh warga kotanya.

    Mahyeldi yang didampingi Kepala Dinas Perdagangan Andre Algamar, SSTP, M.Si dan Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Padang, Dr. Rudy Rinaldi mengajak berhitung, jika satu keluarga ada empat orang. Maka hampir 600.000 orang di Padang merasakan dampak Covid-19. Artinya lebih separo warga Padang yang terdampak Covid-19.

    Untuk mengatasi hal inilah, pemerintah memberikan bantuan baik dari pemerintah pusat, provinsi dan kota. Bantuan yang diberikan itu tak kurang dari Rp77 miliar yang sudah dialokasikan untuk Kota Padang. “Inilah yang sedikit menggerakkan perekonomian,” tegasnya.

    Setelah PSBB, sektor perdagangan harus digeliatkan lagi. Padang ini kata Mahyeldi, struktur ekonomi masyarakatnya umumnya perdagangan, industri pariwisata, komunikasi dan informasi. Sektor komunikasi dan informasi masih bisa bergerak.

    Untuk mempermudah akses distribusi bahan pangan ke Kota Padang, di bagian Timur Kota Padang tepatnya di Taman Hutan Raya Bung Hatta dan bagian selatan Kota Padang ditempatkan ekskavator. Dengan cara ini, ketika ada longsor maka penanganannya lebih cepat.




    Pemko Padang juga menyiapkan opsi sesuai ketersediaan anggaran untuk mendukung pedagang. Bisa dengan memberikan bantuan permodalan atau dibentuknya pusat grosir. Namun tentu saja diharapkan dukungan dari BUMN BUMD dan lainnya. Pemko juga sudah membicarakan hal ini dengan  Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar dan pihak-pihak lainnya.

    Dengan adanya pusat grosir milik pemerintah ini, diharapkan pedagang tidak memerlukan modal bagi usahanya. Barang kebutuhan bisa diambil pagi dan ketika sudah terjual , dibayar mereka pada sore harinya. Kerjasama juga dikembangkan dengan grosir yang ada di kota ini.


    Untuk dukungan permodalan, Pemko mengklaim ada Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS). KJKS tersebar di 104 keluarahan di Kota Padang. “Kita punya lembaga di tingkat kelurahan, yaitu Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Seluruh kelurahan ada. Sekarang total modalnya Rp45 miliar rupiah. Itu kita siapkan untuk dukungan permodalan bagi warga kelurahan itu. Bisa diberdayakan,” ujar  Mahyeldi.

    Mahyeldi menyebutkan selain KJKS, ada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Kota Padang yang bagus dan permodalannya lebih besar yang bisa dimanfaatkan. Tentu harus mengikuti syarat dan ketentuan yang berlaku di koperasi tersebut.

    KJKS dibuat untuk memudahkan akses bagi masyarakat. Tidak perlu biaya tinggi untuk mengaksesnya. Makanya koperasi itu berkantor di kantor lurah atau masjid-masjid di kelurahan itu.

    KJKS ini diharuskan melayani usaha mikro di kelurahan. Bahkan usaha ultra mikro. Di segmen ini ada juga Permodalan Nasional Madani (PNM), salah satu badan usaha milik negara (BUMN).

    Lewat Radio Padang FM, Mahyeldi juga mengungkapkan tentang rencana pendirian bank perkreditan rakyat (BPR) Syariah di Kota Padang ini. “Insya Allah dalam waktu dekat ini akan di-clear-kan dan bisa dioperasionalkan. Kita telah men-take over salah satu bank konvensional dan akan dioperasionalkan sebagai BPR Syariah dengan tujuan mendukung UMKM dan membantu urusan-urusan Pemko Padang,” ungkapnya.

    Lebih jauh dikatakannya, gubernur dan bupati/walikota se-Sumatera Barat sudah menyetujui konversi Bank Nagari menjadi Bank Nagari Syariah. Hal ini kata Mahyeldi sesuai dengan harapan masyarakat Kota Padang khususnya dan masyarakat Sumbar pada umumnya.

    “Sesuai pula dengan misi Radio Padang FM, Radio ABS-SBK. Makanya Walikota menjadwalkan dialog khusus bukan hanya sekali. Tapi beberapa kali. Mudah-mudahan upaya yang tinggal pembahasan di DPRD ini tidak ada kendala. Ini perlu terus didorong,” ujarnya sambil tertawa.


    Opsi Pembelajaran
    Untuk pendidikan, kata Mahyeldi sekaitan covidid-19 seluruh metoda pembelajaran bisa dipakai, apakah secara tatap muka langsung (klasikal), daring (virtual), kunjungan lapangan ke tempat-tempat sesuai tema pembelajaran serta praktek. Dinas pendidikan dituntut agar mampu mempertahankan prestasi belajar siswa di Kota Padang pada masa Covid-19.

    “Ini sedang kita atur, kita kaji. Tatap muka langsung pun ada dua opsi sesuai protokoler covid-19 yaitu perkecil jumlah orang dalam satu lokal dan satu hari sekolah satu hari tidak,” ucapnya.

    Diingatkannya, meski tidak ke sekolah siswa ini harus berpakaian sekolah saat belajar di rumah. Suasana belajar di sekolah itu harus mereka dapatkan di rumah. Bisa juga saat tidak ke sekolah, guru mengajak mereka belajar ke tempat yang sesuai dengan pembelajaran siswanya saat itu.
    Pengalaman pesantren ramadhan tahun ini bisa diterapkan untuk kegiatan pembelajaran di masa transisi. Ini tantangan bagi kita manusia yang punya akal pikiran. (*)

    Tidak ada komentar

    Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...

    Pendidikan

    5/pendidikan/feat2