• Breaking News

    SINOPSIS: LAMANG TANJUNG PALU (Koto VII, Sijunjung)

    Disampaikan oleh Ayu Azzahra siswa SDN 13 Limo Koto, Kec. Koto VII,Kab. Sijunjung yang merupakan juara 1 lomba bercerita tingkat Prov Sumbar.

    LAMANG TANJUNG PALU (Koto VII, Sijunjung)

    Di Tanjung Ampalu hiduplah sebuah keluarga miskin dengan dua orang anak laki-lakinya.
    Bapaknya bernama Gozali, ibunya bernama Umayyah. Anak pertama bernama Yatin dan adiknya bernama Zaidin. Sehari-hari Bapak Gozali bekerja mengarit kayu di hutan. Sedangkan ibu Umayyah membuat lamang di rumah lalu dijual ke pasar-pasar yang berada di sekitar Tanjung Ampalu.

    Pada suatu hari ibu Umayyah menyuruh Zaidin untuk mengantar makan siang kakaknya ke sawah, ibu berpesan agar Zaidin tidak bermain di jalan. Namun, di tengah perjalanan Zardin bertemu dengan temannya dan lupa pesan ibunya. Setelah puas bermain, Zaidin teringat akan tugasnya dan
    langsung mengantarkan makan siang kakaknya ke sawah. Tetapi saat rantang nasi itu dibuka, betapa terkejutnya Yatin karena nasi di dalamnya sudah dipenuhi oleh semut merah. Dengan perut yang sangat lapar Yatin tidak bisa menahan amarahnya. la pun memarahi Zaidin hingga adiknya menangis
    ketakutan.

    Sore pun tiba, Yatin pulang ke rumah. Yatin langsung menceritakan kepada ibunya kejadian tadi siang. Mendengar cerita Yatin tentu saja ibu marah.

    "Zaidin ke sini kamu!"

    Zaidin menghampiri ibunya dengan ketakutan.

    "Kamu ini benar-benar anak yang tidak mau mendengar omongan orang tua. Ibu kecewa
    kepada mu nak. Gara-gara kamu, kakak mu Yatin tidak makan seharian, sementara kerja mu hanya bermain saja."

    "Maafkan Zaidin bu, Zaidin berjanji tidak akan nakal lagi".

    "Sudahlah nak, ibu sudah tidak percaya lagi kepada mu. Sekarang kalau kamu tidak mau
    mendengarkan omongan ibu, terserah kamu sajalah."

    Zaidin sangat sedih mendengar ucapan ibunya. Ibu yang dulu sangat menyayanginya sekarang berkata seperti itu kepadanya. Sambil menangis, Zaidin berlari ke belakang rumah.

    "Mungkin aku harus pergi dari rumah ini. Maafkan Zaidin ibu."

    Malam pun tiba, ibu Umayyah dan Yatin tertidur dengan lelap. Sementara itu, Zaidin mengintip ibunya dari pintu kamar.

    "Ibu, maafkan Zaidin ibu, Zaidin telah mengecewakan ibu tapi, Zaidin berjanji suatu saat nanti Zaidin akan membuat ibu bangga pada Zaidin. Selamat tinggal ibu."


    Zaidin pun meninggalkan rumah dan kampung halamannya. Di tengah perjalanan Zaidin menumpangi sebuah mobil menuju Kota Padang. Keesokan harinya, Zaidin sampai di Kota Padang.

    "Aduh perutku lapar sekali, aku harus pergi kemana ya." Sambil melihat sekitarnya

    "Nah itu ada rumah makan. Assalamu'alaikum bu, bolehkah saya bekerja di sini bu?"

    "Waalaikumsalam, siapa namamu nak, kenapa anak sekecil kamu sudah mau bekerja, dimana kedua orang tua mu?" tatap ibu itu heran.

    "Nama saya Zaidin bu, saya dari Tanjung Ampalu, kedua orang tua saya sudah meninggal, sekarang saya hidup sebatang kara," jawab Zaidin berbohong.

    "Malang sekali nasib mu nak, kalau begitu tinggallah kamu di sini, mulai sekarang ibu angkat kamu sebagai anak ibu."

    Syukur alhamdulillah Zaidin mendapatkan orang tua angkat yang sangat menyayanginya. Zaidin disekolahkan lagi oleh mereka. Sementara itu di Tanjung Ampalu, Bapak Gozali pulang dari hutan.

    " Ibu ibu kemana Zaidin, dari tadi bapak tidak melihatnya?"

    Dengan ketakutan ibu menceritakan semua kejadian sampai Zaidin pergi dari rumah.

    "Bapak benar-benar kecewa pada kalian. Sekarang, kita berpencar mencari Zaidin dan ingat kita belum boleh pulang ke rumah ini sampai Zaidin ketemu."

    Berangkatlah keluarga itu mencari Zaidin. Sehari-hari ibu Umayyah berjualan lamang dari pasar ke pasar, sambil mencari Zaidin.

    Zaidin ini anaknya sangat pintar, rajin, baik, dan suka membantu kedua orang tua. Karena
    kepintarannya inilah Zaidin mendapatkan gelar dokter dan bekerja di Rumah Sakit Bukittinggi.

    Pada suatu hari libur, Dokter Zaidin duduk membaca koran di beranda rumah sambil
    mendengar alunan musik minang yang diputar oleh stasiun radio.

    "Lamang Tanjung Ampalu
    Karupuak Gambok raso dibibia
    Nan dulu acok mandeh balikan "

    "Tanjung Ampalu? Ya Allah sudah lama sekali hamba meninggalkan kampung halaman dan
    kedua orang tua hamba ya Allah. Mungkin sudah saat nya sekarang hamba pulang ke kampung halaman hamba."

    Tanpa pikir panjang, Dokter Zaidin langsung mengemudi mobilnya menuju Tanjung Ampalu. Sampai di depan rumahnya Dokter Zaidin sangat terkejut  rumahnya sudah kosong dan tidak terurus.

    "Mak... mak... Zaidin pulang mak. Hahh kenapa rumahku jadi seperti ini, kemana keluargaku?"

    Dokter Zaidin pun bertanya kepada ibu tua disebelah rumahnya. Ibu itu menceritakan kejadian 14 tahun yang lalu. Dokter Zaidin hanya bisa menangis mendengar cerita ibu itu. Dengan hati yang luka Dokter Zaidin kembali ke Bukittinggi.

    Tidak beberapa lama kemudian, Dokter Zaidin menikahi seorang gadis pilihannya, yang bernama Nurhayati. Pada suatu hari libur, Nurhayati pergi belanja ke pasar.

    " Uda, bisakah uda mengantarkan Nur ke pasar."

    "Iya, tapi uda tunggu di mobil saja ya, nanti jangan lupa belikan lamang kesukaan Uda"

    Berangkatlah mereka ke pasar. Sampai di pasar Nurhayati langsung membeli kebutuhan rumah tangganya dan tidak lupa membeli lamang pesanan suaminya. Dari kejauhan ia melihat seorang ibu
    tua duduk bersimpuh di depan lamang yang siap dijual.

    "Boli, bolilah nak lamang amak."

    "Bu, saya mau membeli lamang ibu satu batang, tolong di potong-potongkan ya bu."

    "Terimakasih nak, dari tadi ibu berjualan baru anak yang membeli lamang ibu,"

    Ibu itupun memotong lamangnya dengan wajah yang berseri-seri. Sementara itu, Dokter Zaidin sudah gelisah menunggu di mobil

    "Lama sekali Nur ini, lebih baik aku susul saja dia."
    "Nur apa yang nur beli lama sekali, Uda sudah bosan menunggu di mobil"
    "Ini Da! Nur sedang membeli lamang kesukaan Uda. Itu lagi di potong- potong."
    "Kalau begitu biar Uda coba sepotong dulu ya."

    Zaidin langsung mengambil sepotong lamang yang ada di hadapannya. Ketika Zaidin mencicipi lamang itu, dia merasakan suatu hal yang luar biasa

    "Wah enak sekali lamang ibu ini, sudah kesana kemari aku mencoba lamang, lamang ibu ini mempunyai cita rasa yang sangat berbeda. Tapi kenapa ya lamang ibu ini tidak asing bagi ku. Bu, lamang ibu lamang dari mana?"

    "Lamang ibu lamang Tanjung Ampalu nak. Ibu berjualan lamang dari pasar ke pasar sambil
    mencari anak ibu yang pergi meninggalkan kami."

    "Siapa nama anak ibu?"

    "Ibu mempunyai dua orang anak laki-laki. Yang pertama bernama Yatin dan adiknya bernama Zaidin. 14 tahun yang lalu Zaidin pergi meninggalkan rumah. Maka dari itulah nak, ibu berjualan lamang dari pasar ke pasar sambil mencari anak ibu Zaidin."

    Mendengar cerita ibu itu, Zaidin tidak sanggup menahan kesedihannya. Ternyata ibu tua penjual lamang adalah ibu kandungnya sendiri. Zaidin duduk tersungkur di kaki ibunya.

    "Mak, Mak iko Zaidin mak, iko Zaidin anak amak, maafkan Zaidin mak, gara-gara Zaidin amak jadi begini mak. Maafkan Zaidin mak."

    Ibu Umayyah dan Dokter Zaidin berpelukan dalam haru yang sangat dalam.

    "Zaidin, Zaidin benarkan ini kamu nak, benarkah ini kamu anak amak. Ya Allah terimakasih Engkau telah mempertemukan hamba dengan anak hamba ya Allah. Zaidin anak amak"

    Akhirnya Dokter Zaidin mengumpulkan kembali keluarganya yang tercerai berai, hidup bahagia sampai ajal memisahkan mereka.



    ditulis oleh : Diana Osrina Putri SS
    (cerita ini disadur dari cerita rabab Hasan Basri)

    Tidak ada komentar

    Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...

    Pendidikan

    5/pendidikan/feat2