• Breaking News

    Menparekraf Sandiaga Uno: ADWI untuk Indonesia Mendunia Lewat Pariwisata dan Ekraf

    Lubuk Alung -  Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif REpublik Indonesia (Menparekraf RI), Sandiaga Salahuddin Uno kunjungi objek wisata Lubuk Nyarai di Nagari Salibutan, Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Jumat 31 Maret 2023. Kedatangannya ke Sumatera Barat ini didampingi Staf Khusus Menteri Bid. Keamanan, Brigjen TNI. Ario Prawiseso, Direktur Tata Kelola Destinasi, Bapak Indra Ni Tua, dan Tenaga Ahli Menparekraf, Bapak Yuga Sugama A.

    Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan anugerah Desa Wisata Indonesia 2023 merupakan salah satu program unggulan penggerak kebangkitan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata Indonesia yang sedang digalakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kegiatan ini digelar untuk ketiga kalinya dengan mengangkat tema “Kebangkitan Ekonomi Dari Desa untuk Indonesia Bangkit”. Program ini diharapkan mampu mewujudkan visi “Indonesia sebagai Negara Tujuan Pariwisata Berkelas Dunia, Berdaya Saing Global, Berkelanjutan dan Mampu Mendorong Pembangunan Daerah dan Kesejahteraan Rakyat”.

    “Kobaran semangat ini masih terus kami lanjutkan. Untuk menggaungkan Indonesia lebih mendunia melalui pariwisata dan ekonomi kreatif. Membuka ruang untuk berkarya, memastikan 4,4 juta lapangan kerja tercipta, dan kami masih terus percaya bangkitnya ekonomi dimulai dari desa,” ungkap penuh semangat Menteri, Sandiaga Uno.

    Ditegaskannya, inilah momentum kebangkitan pariwisata, di Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023. Dia menginginkan ADWI menjadi daya bangkit bagi ekonomi desa dan sebagai wahana promosi untuk menunjukkan potensi desa-desa wisata di Indonesia kepada wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, serta mendorong daerah untuk dapat menciptakan desa wisata baru selanjutnya di wilayahnya yang dapat membangkitkan ekonomi desa. Kebangkitan ekonomi dari desa-desa untuk membangun Indonesia. Selain itu dapat menjaring database desa wisata baru dari pendaftaran di website jejaring desa wisata (Jadesta) yang merupakan website resmi yang dikembangkan oleh Kemenparekraf.


     

    Menparekraf mengungkapkan setelah sukses di tahun 2021 dengan 1831 peserta, meningkat tajam di 2022 dengan 3419 desa wisata. Kini di 2023, Anugerah Desa Wisata Indonesia dengan semangat kolaborasi dan bersinergi meningkat tajam hingga peserta menyentuh angka 4573 desa wisata yang ada di seluruh Indonesia dari target yang mas

    Lebih jauh, Menteri menyatakan telah mencanangkan 4.000 desa wisata. Antusiasme ribuan desa wisata tersebut diharapkan mempermudah pengembangan desa wisata di Indonesia kedepannya. Tentunya sinergi diperlukan, oleh karena itu Kemenparekraf melibatkan mitra strategis untuk berkolaborasi dalam pengembangan desa wisata khususnya desa wisata yang masuk ke dalam 75 desa wisata terbaik Indonesia Bangkit. Diantaranya Astra, BCA, BNI, Grab. “Dengan kolaborasi dan sinergi ini diharapkan semua berkontribusi demi kemajuan pariwisata negeri yang mendunia,“ tegasnya.

    Adapun kategori penilaian ADWI tahun 2023 meliputi sebagai berikut: (1) Daya Tarik Pengunjung (Alam dan Buatan serta Seni dan Budaya, (2) Homestay & Toilet, (3) Suvenir (Kuliner, Fesyen dan Kriya), (4) Digital dan Kreatif, (5) CHSE &. Kelembagaan Desa. 

    Kategori penilaian yang diusung diharapkan mampu mendorong berkembangnya desa wisata menjadi wisata berkelanjutan serta berstandar internasional.

    Potensi Desa Wisata Nyarai, Padang Pariaman Desa Wisata Salibutan Lubuk Alung atau yang lebih dikenal dengan Desa wisata Nyarai terletak di Nagari Salibutan Lubuk Alung, kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Desa ini berada di kaki bukit barisan satu yang merupakan lokasi hutan lindung.

     

    Sekilas Nyarai

    Desa Wisata Nyarai dapat diakses dari Bandara Minangkabau dengan perjalanan darat selama 40 menit dengan jarak 21 km dari Bandara. Daya tarik pengunjung adalah alamnya dimana Air Terjun Nyarai ini berada di kawasan Ekowisata Nyarai. Air terjun ini memiliki lubuk atau kolam yang alami.

    Secara geologi, kolam di Nyarai terbentuk secara alami dengan fenomena breksi, yaitu pusaran air yang menggerus dinding kolam, sehingga kolam terus membesar. Uniknya Kawasan ini dulu marak pembalakan liar, dengan sinergi masyarakat dan pokdarwis Desa Wisata Nyarai bisa mendunia. Adapun daya Tarik lainnya adalah kawasan Ekowisata Nyarai yang menjadi ikon desa berada di kawasan Hutan Gamaran, Air Terjun Belek, Pemandian Lubuk Napa dan Lubuak Larangan.

    Lubuk Larangan ini merupakan Teknik konservasi ikan dari masyarakat Minangkabau secara turun temurun dimana adanya larangan mengambil ikan di Lubuak tersebut sebelum waktu yang ditentukan.Jika melanggar dikenakan sanksi adat). Ikan yang diambil dalam waktu tertentu dibayar oleh pemborong ikan dan hasil dari penjualan ikan tersebut disumbangkan ke Mesjid, Desa dan kegiatan sosial lainnya. 

    Di Kawasan itu juga ada pemantauan burung endemik (Bird Watching) dan satwa liar endemic. Hutan yang asri tentu masih bisa dirasakan di desa ini. Bahkan, terdapat jenis tumbuhan yang unik, seperti amomium, barangan, oak hingga keladi amozona. Selain flora, fauna yang dapat ditemui di sini ialah kuau rajo (burung endemik di Sumatera Barat yang terancam punah), monyet ekor merah atau simpai (primata endemik yang terancam punah di Sumatera), malay tapir atau bahasa lokalnya cipan, ular king koros atau ular tikus raja hingga rangkong atau burung anggang. 

    Desa Wisata Nyarai juga memiliki beberapa wisata buatan unggulan yaitu: ada Trekking Air Terjun Nyarai, kegiatan Camping & Arung Jeram di Hutan, kegiatan Spear Fishing /menangkap ikan menggunakan anak panah tradisional warga dan kegiatan Masher Fly Fishing yaitu memancing ikan di Lubuk Larangan dimana sekarang menjadi Spot pilihan utama di Indonesia untuk memancing ikan masher, dengan ikan yang telah ditangkap dirilis kembali.
    Yang menarik di paket ini adalah paket wisata Mahser Fly Fishing, paket wisata yang sangat disukai oleh wisatawan mancanegara terutama Wisatawan dari Malaysia, Singapura, Jepang, Australia dan Eropa. 

    Pengelola Desa Wisata hanya menyediakan paket wisata dengan harga Rp. 500.000/orang dan wisatawan bebas memancing di Lubuak Larangan dengan syarat ikannya dikembalikan ke Lubuaknya dengan merilisnya. 

    Dari sisi budaya, ada Silek Tuo Nyarai, Atraksi Silek di Nyarai juga disajikan dalam bentuk event tahunan yaitu Alek Nagari, yaitu event yang digilir per Desa atau Nagari yang mempertemukan para pendekar di tiap Nagari. Silek juga menjadi pembelajaran bagi pengunjung selain belajar ilmu bela diri, disini juga belajar kesabaran, kemandirian, ketekunan dan melatih mental untuk menjadi kuat dan tari Pasambahan yang unik dan sakral dalam menyambut tamu. Paket Wisata Budaya yang dijual adalah Baraja Randai, Baraja Silek Tuo Nyarai dan Baraja Pasambahan.

    Wisatawan yang ingin menikmati Desa Wisata Nyarai lebih lama, dapat memanfaatkan 10 Homestay yang ada di sana. Masing-masing Homestay rata-rata menyediakan 2 kamar, dengan fasilitas yang memadai. Juga terdapat 2 kamar cottage dan 1 kamar glamping yang disediakan bagi para tamu atau pengunjung yang ingin menginap sebelum trekking ke hutan atau sesudah trekking dari hutan. Salah satu homestay dari Nyarai sudah disertifikasi dan dinyatakan masuk kategori memuaskan di CHSE Kemenpar RI yaitu Stevani Homestay. Untuk toilet pun telah tersedia di sekitar tiap spot/destinasi wisata.

    Tak kalah pentingnya adalah keberadaan kuliner setempat. Desa Wisata Nyarai memiliki hidangan khas yaitu Ikan Panjang dan Ikan Gariang (hasil dari tangkapan sungai sekitar Hutan Gamaran) yang diolah oleh masyarakat `untuk disajikan kepada wisatawan. Serta kuliner khas, Samba Teri Lado Mudo, dan olahan Asam Padeh.

    Beberapa produk kreatif yang sudah di hasilkan ibu-ibu di Desa Wisata Nyarai adalah, Asam Kandih, yang sudah dikeringkan serta dikemas dengan baik, dan asam kandih ini sudah di jual beberapa titik super market di Sumatera Barat. Produk turunan dari asam kandih ini juga beragam, ada dijual dalam bentuk sirup, permen dan pencuci piring, bumbu dapur.

    Untuk buah tangan yang bisa dibawa pulang oleh wisatawan adalah gantungan kunci yang terbuat dari buah oak atau bahasa lokalnya buah paniang-paniang dan gelang paku ransam dari bahan tanaman pakis hutan yang hidup di Hutan Gamaran Desa Wisata Nyarai.

    Sebagai pendukung lainnya, Desa Wisata Nyarai memiliki website resmi maupun socia media official. Kegiatan pemesanan paket wisata sudah melalui website resmi yang terintegrasi dengan dengan traffic kunjungan dan administrasi publik. Beberapa akun yang dimiliki desa antara lain: (1) Instagram: ekowisatanyarai (Desa Wisata Nyarai), (2) Website : www.desawisatanyarai.com, (3) Youtube : Desa Wisata Nyarai.

    Untuk Kreativitas, kaum ibu di Nyarai amat lihai mengkreasikan hasil bumi untuk menjadi souvenir yang berdaya jual tinggi (Asam kandih, Oak, tanaman paku dll).


    Desa wisata ini juga sudah memiliki kelembagaan. Kegiatan yang ada di sini dimulai sejak tahun 2013 dengan pola pemberdayaan masyarakat (Community
    Based Tourism) yang menghantarkan Pokdarwis Ekowisata Nyarai menjadi Juara II Pokdarwis Terbaik se-Indonesia pada tahun 2014. Konsep menyelamatkan hutan dari pembalakan liar melalui ekowisata, membuat salah satu pecinta lingkungan yang bekerja di National Geographic yang berbasis di Amerika Serikat, Tom Corcoran, tertarik mengangkat konsep tersebut ke dunia internasional.
    Konsep Ekowisata Nyarai diikutsertakan dalam kompetisi bergengsi, European Outdoor Conservation Association (EOCA). Saat itu disponsori CLI dan produk outdoor, Exped. Kompetensi tersebut menjadi tempat kumpulnya pelaku konservasi yang telah berhasil menyelamatkan lingkungan dengan berbagai inovasi yang dilakukan. 

    Di tahun 2016, konsep pariwisata "From Logging and Poaching to Adventure and Tourism" yang ada di Desa Wisata Nyarai, menjadi juara I, mengalahkan empat negara lainnya yaitu Peru, Paraguay, Afrika Selatan dan Philipina untuk kategori outdoor.

    Konsep ekowisata yang dikembangkan Desa Nyarai terfokus pada kunjungan wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam Hutan Gamaran serta konservasi lingkungan. Selain wisatawan nusantara, wisatawan mancanegara yang datang ke Ekowisata Nyarai antara lain dari Eropa, Australia, Selandia Baru, Amerika, Jepang, Malaysia dan Singapura.

    Isu CHSE pun menjadi prioritas pengelola desa wisata ini. Terdapat perlengkapan untuk prosedur CHSE pada beberapa titik di hampir setiap spot destinasi di desa wisata Nyarai, termasuk perihal langkah mitigasi bencana dan safety tiap wisatawan.

    Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy;  Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat, Luhur Budianda, SY; Koordinator TP2 Dewi, Muhammad Zuhrizul; Sekretaris Dinas Pariwisata Sumbar, Yulitri Susanti; Kepala Bidang Destinasi, Doni Hendra; Bupati Padang Pariaman : Suhatri Bur, SE., MM; Wakil Bupati Padang Pariaman : Drs. Rahmang, MM; Ketua DPRD Kab Padang Pariaman Ir. Arwinsyah, MT; Sekda Kabupaten Padang Pariaman Rudy Repenaldi Rilis, S. STP., MM; Kapolres Padang Pariaman : M. Qori Oktohandoko, SIK., MH; Kapolres Pariaman : AKBP Abdul Aziz, S. Ik; Plh Dandim 0308 Pariaman : Mayor Inf Darius; Kajari Pariaman : Anton Arifullah, SH., MH; Ketua Pengadilan Negeri Pariaman : Dedi Kuswara, SH., MH; Ketua TP PKK : Ny. Yusrita Suhatri Bur; Ketua GOW : Ny. Yusnelly Rahmang;
    12. Ketua DW : Ny. Yanti Herawati Rilis; Kepala Dinas Parpora Padang Pariaman : M. Fadhly, S. AP., MM; Camat Lubuk Alung : Dion Franata, S. STP; Walinagari Salibutan Lubuk Alung : Jahidir, SH; Ketua Pokdarwis Nyarai :Ritno Kurniawan terlihat hadir memberikan dukungan penuh agar Desa Wisata Nyarai memenangkan ADWI tahun ini. (*)

    Tidak ada komentar

    Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...

    Pendidikan

    5/pendidikan/feat2