• Breaking News

    Kemiskinan dan Masalah dalam Keluarga Munculkan Permasalahan Kesejahteraan Sosial

    Padang Luar (sumbarkini.com) - Kemiskinan dan permasalahan yang terjadi dalam keluarga bakal memicu berbagai persoalan kesejahteraan sosial. Hal itu siungkapkan Kepala Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial (K2KRS) Embun Dini, SH menyampaikan materi Kemiskinan dan Masalah Keluarga, di Aula Kantor Walinagari Padang Lua, Agam, Selasa 16 Juli 2019.

    "Kemiskinan dan masalah keluarga erat kaitannya dengan kesejahteraan sosial. Kemiskinan dan adanya permasalahan dalam keluarga sangat berpotensi memunculkan masalah-masalah kesejahteraan sosial," ungkap Dini Embun di hadapan TKSK, pekerja sosial, organisasi sosial kemasyarakatan dan peserta penguatan peran LKS Posdaya dalam penanggulangan kemiskinan dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

    Dijelaskan Embun, kemiskinan merupakan ketidakmampuan seseorang memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, lesehatan, papan dan pendidikan. Ketidakmampuan ini dibedakan atas kemiskinan absolut, relatif dan kultural.

    Seseorang dikatakan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan yang ditetapkan pemerintah. Sementara miskin relatif adalah bila kehidupannya di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya meski telah hidup di atas garis kemiskinan.

    Data penduduk miskin ini berdasarkan basis data terpadu yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

    Ada 14 kategori  miskin tinggal di rumah dengan lantai berukuran kurang dari delapan meter persegi per orang, berlantai tanah/bambu atau kayu yang murah, dinding rumah terbuat dari bambu atau kayu berkualitas murah atau tembok yang belum diplester, air minumnya dari sumur atau mata air tidak tertutup atau sungai atau air hujan, memakai bahan bakar kayu, makan daging hanya mampu sekali seminggu, makan kurang dari dua kali sehari, hanya mampu beli baju satu stel setahun, tidak sanggup membiayai pengobatan di puskesmas, pemdapatan Rp600.000 sebulan, pendidikan suami isteri paling tinggi tamat SD, tidak punya tabungan.

    "Ini panduan kita dalam penentuan warga yang pantas menerima bantuan. Lebih baik lagi jika rumah penerima bantuan diberi label rumah tangga miskin," tegasnya.

    Lebih jauh, Embun memaparkan permasalahan keluarga terjadi karena keluarga tidak menjalankan fungsi agama, sosial, budaya, cinta kasih perlindungan dan reproduksi secara baik dan benar. Permasalahan keluarga ini bisa disebabkan penyakit kronis, PHK/pensiun, perceraian, hamil diluar nikah, perdagangan anak, tindak kekerasan dalam rumah tangga, pekerja migran, eksploitasi anak dan isteri, kemiskinan narkoba. (mela)

    Tidak ada komentar

    Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...

    Pendidikan

    5/pendidikan/feat2