STIE Perbankan Indonesia, Dimotivasi Hasilkan Lulusan Berkompetensi
Padang (sumbarkini.com) – Besaran Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2020 menjadi bahasan hangat di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbankan Indonesia (STIEPI) Padang. Anggota DPD RI H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa, S.IP., MH berkunjung untuk memberikan pandangannya terkait upaya penguatan peran sekolah tinggi tersebut dalam perencanaan dan pelaporan penggunaan dana desa.
“APBN 2020 besarnya 2528,8 triliun penduduk
Indonesia yang berjumlah 265 juta jiwa. Sementara APBN Malaysia pada tahun 2020
ini bernilai RM314,5 miliar (314,5 miliar ringgit) atau setara Rp1.128 triliun
dengan jumlah penduduk 32,6 juta jiwa. Wajar saja negara kita belum bisa
merasakan dampak pembangunan dan kesejahteraan seperti negara jiran itu,”
ungkap Leonardy di hadapan Ketua, Wakil Ketua, para dosen dan tenaga administrasi
kampus di Jalan Raden Saleh No.52 Padang.
Artinya, jika Indonesia ingin percepatan
seperti di Malaysia, maka APBN Indonesia itu harusnya Rp9169,32. Hal ini
menunjukkan betapa terbatasnya anggaran untuk membangun negeri ini. Belum lagi
negara kita luas dan dipisahkan oleh laut yang luasnya mencapai duapertiga luas
Indonesia.
Meskipun demikian pemerintah Indonesia tetap
berupaya meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, mengupayakan perekonomian yang
lebih baik, menambah lapangan kerja, mempertinggi standar upah dan uang lebih
banyak yang dibelanjakan rakyat.
Salah satunya, memberikan dana desa
untuk mendukung perbaikan kualitas layanan dasar publik, akselerasi daya saing
dan mendorong belanja produktif.
Leonardy menjelaskan bahwa dana desa merupakan dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa/nagari dan ditransfer
melalui anggaran belanja daerah kabupaten/kota. Dana ini digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa/nagari.
Alokasi dana desa merupakan
bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
daerah/kabupaten untuk desa paling sedikit 10 persen. Tahun 2015 dana desa barulah Rp20,8 triliun.
Pada 2016 naik menjadi Rp47,6 triliun dan naik lagi menjadi Rp60 trilun pada
2017. Pada 2018 tetap Rp60 triliun. Sedangkan pada 2019 ini mengalami kenaikan
menjadi Rp70 triliun. Untuk tahun 2020 naik 2,87 persen menjadi Rp72 triliun.
“Hal ini menunjukkan
alokasi dana desa terus meningkat, dan ini peluang bagi STIE Perbankan
Indonesia untuk berperan membantu nagari-nagari di Sumbar untuk melaksanakannya
dengan benar dan benar pula pelaporannya,” ujar Senator asal Sumbar yang
kembali terpilih sebagai Anggota DPD RI periode 2019-2024.
Foto bersama dengan Ketua, wakil ketua, dosen dan tenaga administrasi STIE Perbankan Indonesia. |
Leonardy mengharapkan
STIE Perbankan Indonesia sebagai kampus yang menempatkan dirinya pada ekonomi
dan perbankan membuat mampu Sumatera Barat berdaya secara ekonomi dan dekat
dengan perbankan. Hasilkan lulusan yang punya kompetensi dimana dia mampu
menghitung secara ekonomis dan mampu membantu masyarakat Sumbar bagaimana
mengakses perbankan dengan benar dan lebih menguntungkan.
Dia pun menceritakan
pada saat menjadi kontraktor dulu dan mendapat pekerjaan dari pembuatan gardu
listrik PLN di Riau. Dia terbantu dalam membuat laporan keuangan dan laporan
itu memudahkannya mendapatkan pinjaman bank sehingga cashflow perusahaan tetap bagus. “Jika lulusan STIEPI bisa seperti
ini, berarti kampus kecil bisa menghasilkan tenaga keuangan yang dibutuhkan
dunia kerja. Dan akan lebih baik lagi jika mereka adalah lulusan yang berbudi
pekerti, paham dengan adat dan budaya minangkabau. Harus kita dorong
bersama-sama,” harapnya.
Ketua STIEPI, Lisa Fitriani Rahman SE MM, mengatakan “Inilah
kampus kecil kami pak. Dengan pengaturan shift belajarnya kami bisa melayani
200 mahasiswa dan menghasilkan 800 orang lulusan yang lebih dari 80 persen
bekerja. Hingga hari ini telah pula mendaftar 40 mahasiswa baru.”
Diinformasikan Lisa,
tenaga pengajar di STIEPI berjumlah 12 orang. Mereka loyal dan terus
mengupayakan yang terbaik untuk mahasiswanya. Dengan menciptakan rasa
kekeluargaan yang tinggi di kampus pulalah sekolah tinggi itu mampu memberikan
beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu.
Untuk mahasiswa kurang
mampu yang baru masuk disyaratkan mereka harus 10 besar. Dan harus mampu
mempertahankan indeks prestasinya di atas 3.0. Jika tidak tercapai persyaratan
ini, maka beasiswanya akan dikurangi 25 persen.
“Ini untuk meningkatkan
motivasi mereka untuk berupaya meraih nilai tinggi pada mata kuliahnya.
Alhamdulillah, mahasiswa kurang mampu inilah yang menyemangati kami untuk bertahan
dan terus berupaya menjadikan STIEPI ini semakin baik dan mendapat akreditasi B
untuk prodi akuntansi,” ujar Lisa tegas.
Tak kalah pentingnya,
kedatangan Leonardy ke kampusnya semakin memotivasi dia dan pengajar di STIEPI
untuk lebih semangat lagi. Terlebih kehadiran Leonardy membawa Ketua Perkumpulan
Penyandang Disabilitas Indonesia Sumatera Barat sehingga mereka merasa apa yang
telah dilakukan masih harus lebih baik lagi. (*)
Tidak ada komentar
Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...