Potensi Hubungan Jepang dan Masyarakat Islam di Indonesia
“Saya menemukan Islam di Jepang”. Kata ini adalah kutipan
dari perkataan seorang kyai dari sebuah pesantren yang mendapat kesempatan
untuk berkunjung ke Jepang melalui program Pemerintah Jepang. Beliau terkejut
karena di mata beliau nilai-nilai yang dijunjung tinggi di dalam Islam
dipraktekkan di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang sehingga beliau
merasa banyak persamaan antara Jepang dan Islam. Banyak pemuka Agama Islam yang
mengunjungi Jepang mengatakan, meskipun agama dan negaranya berbeda, ada nilai-nilai
yang sama di antara Jepang dan Islam.
Saya meyakini bahwa rasa hormat dan pengertian mendalam
terhadap agama merupakan hal yang sangat penting untuk membangun hubungan
kepercayaan di antara masyarakat atau negara-negara sehingga mengedepankan dialog
antara umat atau bangsa adalah tugas yang penting untuk membangun perdamaian
dan stabilitas di dunia. xPenduduk Muslim di dunia diperkirakan berjumlah lebih
dari 1.8 miliar dan penduduk Muslim di Indonesia, yang menjadi mitra penting di
dalam kawasan bagi Jepang dan dalam menghadapi masalah global, jumlah penduduk
Muslimnya hampir mencapai 87 % dari total populasi penduduk. Kondisi ini
menunjukkan betapa pentingnya Jepang memperdalam hubungan dengan dunia Islam.
Oleh karena itu, perkataan kyai yang dikutip di awal artikel ini memberikan
saya harapan dan semangat.
Meskipun Muslim masih relatif minoritas di Jepang dilihat
dari angka penduduk, belakangan ini semakin banyak penduduk Muslim di Jepang
seperti mahasiswa, pekerja, maupun peserta Technical Intern Training Program
dari negara-negara mayoritas Muslim, dan juga orang Jepang Muallaf yang
diperkenalkan ajaran Islam oleh para Muslim. Melihat jumlah wisatawan dari
negara-negara Islam, dapat disimpulkan bahwa cukup banyak Muslim berada di
Jepang.
Sebelum pandemi Covid19, banyak wisatawan dari negara-negara
mayoritas Muslim, termasuk Indonesia, mengunjungi Jepang. Jepang sebagai negara
yang memiliki Undang-undang Dasar yang melindungi kebebasan beragama,
menghormati dan melindungi hak-hak Muslim sama seperti umat agama-agama
lainnya. Seiring dengan pertambahan penduduk Muslim di Jepang, jumlah Masjid di
Jepang juga terus bertambah sehingga total berjumlah lebih dari 80 bangunan.
Ditambah dengan informasi terbaru, baru-baru ini bertepatan dengan Hari Raya Idul
Adha 1442 Hijriah, Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Jepang meresmikan sebuah
Masjid di prefektur Ibaraki.
Pemerintah Jepang dan sektor swasta juga berusaha untuk
mengembangkan industri halal. Semakin banyak perusahaan Jepang yang mendapatkan
sertifikat halal untuk produknya melalui kerja sama MUI dan BPJPH di Indonesia.
Dengan kondisi ini, para pengunjung dan penduduk Muslim dapat menikmati
berbagai jenis makanan halal di Jepang, mulai dari masakan Jepang hingga
masakan Indonesia.
Restoran ramen atau yakiniku halal menjadi tujuan kunjungan
favorit bagi wisatawan Muslim di Jepang. Ke depannya, saya berharap bahwa
dengan bertambahnya warga Muslim yang berkunjung ke Jepang akan meningkatkan
pertukaran antara masyarakat Jepang dan masyarakat Islam di Indonesia.
Perlu kami tekankan bahwa Jepang menilai pentingnya peran
pesantren di dalam pendidikan Indonesia dan masyarakat di daerah. Mengingat hal
tersebut, Jepang menjalankan program Kunjungan Pimpinan Pesantren ke Jepang
sejak tahun 2004 hingga sekarang. Sampai saat ini, 164 pimpinan pesantren dari
34 provinsi di Indonesia telah berkunjung ke Jepang termasuk 17 pesantren dari
6 (enam) propinsi sebagai wilayah kerja Konsulat Jenderal Jepang di Medan.
Para peserta program tersebut mengikuti kegiatan pertukaran
di sekolah, universitas, instansi kebudayaan, dan fasilitas industri, juga
berpartisipasi dalam program homestay bersama masyarakat lokal Jepang. Untuk
pemuka Islam dari generasi muda, Jepang menyelenggarakan program untuk
mengundang pemuda Muslim dari NU, Muhammadiyah dan UIN seluruh Indonesia dalam
skema JENESYS (Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths).
Untuk menjaga dan meningkatkan hubungan persahabatan antara
Jepang dan masyarakat Islam di Indonesia, khususnya Sumatera, saya bermaksud
akan mengadakan acara Buka Puasa Bersama di kediaman saya pada bulan Ramadhan
tahun depan apabila diizinkan. Acara ini diharapkan akan menjadi tempat
silaturahmi para pimpinan dari masyarakat Muslim dan alumni program kunjungan
ke Jepang.
Seperti yang telah saya singgung di awal tulisan ini, kami
sering mendengar perkataan dari alumni kunjungan program kunjungan ke Jepang
bahwa mereka menemukan persamaan antara nilai-nilai yang dijunjung tinggi di
Jepang dengan Islam. Hal yang menurut saya menarik pada khususnya adalah bahwa
mereka terkejut ketika melihat murid-murid di Jepang membersihkan ruang belajar
dengan tangan sendiri tanpa bantuan tenaga kebersihan.
Meskipun itu merupakan hal yang biasa di Jepang, banyak
alumni kunjungan menilai kegiatan bersih-bersih yang dilakukan oleh para murid
tersebut adalah kegiatan yang baik dan akan menjadi pembelajaran bagi mereka
untuk mempelajari pentingnya kebersihan lingkungan dan kemandirian. Saya dengar
ada pepatah di dalam Islam “kebersihan adalah sebagian dari iman” maka banyak
pesantren telah memulai kegiatan serupa sekembalinya dari program kunjungan ke
Jepang.
Satu hal lagi yang menarik adalah cerita alumni yang
menemukan persamaan antara Islam dan nilai-nilai Budha di Jepang. Salah satu
pimpinan pesantren yang melakukan dialog antar agama dengan biksu di Todai-ji
(salah satu kuil Budha terkenal di Jepang) menyadari bahwa ada kesamaan antara
Budha di Jepang dan Islam yaitu pentingnya nilai persaudaraan.
Sekarang, beliau memulai kegiatan dalam upaya menciptakan
masyarakat yang toleran berdasarkan nilai persaudaraan tersebut. Selain
melakukan upaya meningkatkan saling pengertian dengan masyarakat Muslim di
Indonesia seperti paparan di atas, kami juga bekerjasama untuk mendukung
perkembangan masyarakat Islam di Indonesia.
Konsulat Jenderal Jepang di Medan memiliki program
kerjasama, yaitu Grant Assistance for Grass-Roots Human Security Projects atau
Bantuan Hibah Grassroots. Program ini memberikan bantuan kepada organisasi
masyarakat seperti yayasan, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, lembaga
sosial serta lembaga non-profit lainnya dalam melaksanakan proyek pembangunan
berskala kecil. Kami pernah memberi bantuan untuk pembangunan klinik kesehatan,
bank sampah dan pengelolaan kompos di Provinsi Sumatera Utara.
Program kerjasama ini dilakukan berlandaskan rasa saling
menghormati dan rasa persahabatan antara Jepang dengan masyarakat Islam. Jepang
melanjutkan koordinasi dengan dunia Islam di tingkat global. Jepang mengadakan
“’Dialogue among Civilizations’ between Japan and Islamic World (Dialog
Peradaban antara Jepang dan Dunia Islam),” seminar internasional dimana
cendekiawan Islam dari seluruh negara Muslim berkumpul untuk mendorong dialog
dan saling pengertian di tingkat internasional.
Selama ini, seminar telah dilaksanakan di Bahrain, Tokyo,
Iran, Tunisia, Arab Saudi, dan Kuwait dengan tema pembahasan tentang
persoalan-persoalan masyarakat modern seperti Globalisasi, kesejahteraan dan
perdamaian dunia, serta persoalan lingkungan. Seminar internasional ini menjadi
tempat diskusi yang sangat aktif bagi para cendekiawan dari seluruh negara yang
hadir, termasuk Indonesia.
Mengenai persoalan perdamaian di Timur Tengah, Jepang juga
mendorong upaya Palestina untuk menuju perdamaian dengan “solusi dua negara”.
Sejak 2013, Jepang memulai CEAPAD (Conference on cooperation among East Asian
countries for Palestinian Development atau konferensi tentang kerjasama antara
Negara-negara Asia Timur untuk Pembangunan Palestina) dimana kami bekerjasama
dengan Indonesia dan memberikan program bantuan yang berkontribusi dalam
pembangunan ekonomi Palestina.
Baru-baru ini, sebagai salah satu kerja nyata dari program
ini, telah diselenggarakan seminar untuk memberdayakan SDM di Palestina melalui
kerja sama dengan Kementerian Pertanian RI dan JICA (Japan International
Cooporation Agency). Jepang juga melakukan program bantuan kemanusiaan terhadap
pengungsi di Negara Bagian Rakhine dan bantuan untuk pembangunan di Afganistan.
Untuk menuju solusi terhadap persoalan-persoalan di dunia Islam, Jepang dan
Indonesia memiliki visi yang sama.
Oleh karena itu saya meyakini bahwa kerja sama kita akan
berkontribusi pada perdamaian dan perkembangan di dunia Islam secara
menyeluruh. Di situasi pandemi Covid-19, banyak kegiatan pertukaran yang selama
ini telah dikembangkan antara Jepang dan Indonesia terpaksa dihentikan,
ditunda, atau diundur.
Akan tetapi, saya meyakini bahwa Jepang dan Indonesia mampu
mengatasi situasi sulit ini dan kedua negara terus memperdalam silaturahmi,
saling pengertian, persahabatan dan kerjasama antara Jepang dan masyarakat
Islam di Indonesia ke depan. Kami berharap dapat memahami Islam secara lebih
mendalam lagi melalui hubungan dengan Indonesia sebagai “jendela” bagi Jepang
untuk dunia Islam.
Dan kami juga ingin terus berjalan bersama dengan masyarakat
Islam di Indonesia menuju masa depan di mana Jepang dan Indonesia tetap menjadi
mitra kerja. Kami dapat berkontribusi untuk perdamaian dan perkembangan dunia.
(*)
Tidak ada komentar
Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...