Warga Jalan Karet Diajak Berantas Narkoba dan LGBT
Padang (sumbarkini.com) - Narkotika dan obat-obatan berbahaya begitu deras
menjangkau generasi muda. Namun ada bahaya yang jauh lebih berbahaya bagi pemuda-pemuda minangkabau yaitu LGBT dimana pada media massa Sumbar tertinggi LGBT-nya.
Sungguh menusuk hati orang minangkabau yang paham dengan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Makanya ketika anak yang besar di Jalan Karet yang kini jadi Wakil DPRD Padang, H. Wahyu Iramana Putera mengajak warga di sana untuk menjauhi Narkoba dan LGBT, Anggota Komite III DPD RI H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa, S.IP., MH mendukung penuh hal itu.
"Memang sudah seharusnya masyarakat yang disadarkan, lalu digerakkan untuk menghindarkan dirinya dari narkoba dan LGBT. Efeknya lebih besar sehingga bukan pemerintah dan sejumlah lembaga pendidikan saja yang menyatakan menolaknya," ujarnya.
Leonardy berpandangan meningkatnya kesadaran (awareness) dari masyarakat membuat pencegahannya lebih efektif. Tiap individu masyarakat akan mengambil peran demi mencegah keluarga dekat mereka dari narkoba dan LGBT.
Keaktifan masyarakat sangat membantu Pemerintah dalam mengambil tindakan yang diperlukan. Diungkapkannya, narkoba telah merenggut 40 jiwa per hari. Sungguh mengkhawatirkan.
Kepada warga, Leonardy tak lupa memaparkan tugas, fungsi dan peran DPD RI. Seperti DPR, DPRD Provinsi/kabupaten/kota menyerap aspirasi dan memperjuangkannya. DPD juga memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat.
DPD RI berperan pula menginformasikan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Lalu melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang.
Terkait persoalan banjir yang dikemukakan tokoh setempat Yanuar, yang didukung camat dan lurahnya, Leo meminta Wahyu untuk memperhatikan sistem drainase di Jalan Karet.
Bahkan Leo mengajak Wahyu ke bandar/kali kecil di wilayah itu. Leonardy yang pernah malang melintang dalam bidang konstruksi terlihat berbicara serius dengan Wahyu.
Pinggir bandar diminta untuk ditinggikan. Sebab jika.dibiarkan seperti saat ini, dan drainase.saja yang dibenahi, maka daerah itu tak kunjung bebas banjir.
"Benahi dulu bandar atau kali kecil ini, barulah drainase diperbaiki," tegasnya.
Wahyu diharapkan Leo untuk segera membicarakan soal itu dengan dinas pekerjaan umum. Jika ada rancangan anggaran biayanya, bakal diupayakan ke kementerian terkait. (*)
menjangkau generasi muda. Namun ada bahaya yang jauh lebih berbahaya bagi pemuda-pemuda minangkabau yaitu LGBT dimana pada media massa Sumbar tertinggi LGBT-nya.
Sungguh menusuk hati orang minangkabau yang paham dengan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Makanya ketika anak yang besar di Jalan Karet yang kini jadi Wakil DPRD Padang, H. Wahyu Iramana Putera mengajak warga di sana untuk menjauhi Narkoba dan LGBT, Anggota Komite III DPD RI H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa, S.IP., MH mendukung penuh hal itu.
"Memang sudah seharusnya masyarakat yang disadarkan, lalu digerakkan untuk menghindarkan dirinya dari narkoba dan LGBT. Efeknya lebih besar sehingga bukan pemerintah dan sejumlah lembaga pendidikan saja yang menyatakan menolaknya," ujarnya.
Leonardy berpandangan meningkatnya kesadaran (awareness) dari masyarakat membuat pencegahannya lebih efektif. Tiap individu masyarakat akan mengambil peran demi mencegah keluarga dekat mereka dari narkoba dan LGBT.
Keaktifan masyarakat sangat membantu Pemerintah dalam mengambil tindakan yang diperlukan. Diungkapkannya, narkoba telah merenggut 40 jiwa per hari. Sungguh mengkhawatirkan.
Kepada warga, Leonardy tak lupa memaparkan tugas, fungsi dan peran DPD RI. Seperti DPR, DPRD Provinsi/kabupaten/kota menyerap aspirasi dan memperjuangkannya. DPD juga memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat.
DPD RI berperan pula menginformasikan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Lalu melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang.
Terkait persoalan banjir yang dikemukakan tokoh setempat Yanuar, yang didukung camat dan lurahnya, Leo meminta Wahyu untuk memperhatikan sistem drainase di Jalan Karet.
Bahkan Leo mengajak Wahyu ke bandar/kali kecil di wilayah itu. Leonardy yang pernah malang melintang dalam bidang konstruksi terlihat berbicara serius dengan Wahyu.
Pinggir bandar diminta untuk ditinggikan. Sebab jika.dibiarkan seperti saat ini, dan drainase.saja yang dibenahi, maka daerah itu tak kunjung bebas banjir.
"Benahi dulu bandar atau kali kecil ini, barulah drainase diperbaiki," tegasnya.
Wahyu diharapkan Leo untuk segera membicarakan soal itu dengan dinas pekerjaan umum. Jika ada rancangan anggaran biayanya, bakal diupayakan ke kementerian terkait. (*)
Tidak ada komentar
Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...