• Breaking News

    Leonardy Diminta Perjuangkan Pondok-pondok Pesantren

    Agam - Pondok Pesantren telah berkontribusi besar terhadap pendidikan anak bangsa.

    Pondok telah pula menghasilkan alumni yang mengembangkan ilmu keagamaan kepada masyarakat Indonesia.

    Hanya saja perhatian terhadap pondok pesantren belumlah optimal. Pengajarnya masih dininabobokkan bahwa lelah mereka adalah kunci surga. 


    "Hingga kini belum ada aturan sebagai dasar bagi pemerintah daerah menggunakan APBD untuk honor/bantuan atau tunjangan kinerja para guru pondok. Harusnya ada persentase dari APBD untuk pengembangan pendidikan di pondok pesantren," tegasnya saat pertemuan dengan walinagari, walijorong, pimpinan pondok, guru, orang tua santri dan santriwan santriwati untuk tingkatan tsanawiyah dan aliyah pada Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Abdul Karim Syu'aib, Selasa 19 Februari 2019.



    Leonardy mengemukakan, maksud dan tujuannya mendatangi pondok pesantren di Guguak Randah Kenagarian Guguak Tabek Sarojo Kecamatan IV Koto Agam itu adalah menyerap aspirasi warga pondok pesantren untuk melengkapi usulan-usulan rancangan undang-undang tentang Pondok Pesantren dan Pendidikan Keagamaan. 

    Dalam rancangan itu nantinya dimasukkan usulan agar ada persentase dari APBD buat pendidikan dan pengembangan keagamaan. Dengan adanya aturan ini, pondok pesantren punya kesempatan yang luas mendapatkan bantuan pemerintah untuk peningkatan proses pembelajaran dan peningkatan kualitas pendidikan di pondok serta sarana dan prasarananya.


    "Diharapkan dukungan dan doanya agar rancangan ini benar-benar efektif nantinya dan bermanfaat bagi pondok pesantren dan pendidikan keagamaan di Indonesia," ujar Senator Sumbar itu.


    Pada pertemuan itu, Leonardy juga memotivasi santri Pondok Abdul Karim Syu'aib untuk ke Mesir dan negara Timur Tengah lainnya. Apalagi para santri telah dibiasakan Bahasa Inggris dan Arab dalam aktivitas sehari-hari. Mereka pun telah dilatih menjadi penghapal (hafidz) quran.


    "Untuk ke sana hanya butuh dua juz sebagai syarat ikut ujian dan lancar berbahasa Arab, sementara santri disini sudah hafal lebih dari dua juz. Tekadkan dan bermimpilah menjadi hafidz. Lalu berkiprahlah di bidang apa saja," ungkapnya. 



    Kenang-kenangan buat Pondok Pesantren.

    Pimpinan Pondok, Drs. Abdul Latif M.Pd menyambut baik kedatangan Leonardy ke pondok yang dia pimpin. Apalagi kedatangannya dalam rangka memikirkan keberlangsungan pendidikan di pondok pesantren.

    "Ini dukungan nyata lembaga negara terhadap pendidikan agama. Semoga H. Leonardy Harmainy dan orang-orang yang punya perhatian terhadap agama ini selalu sehat dan sukses agar bisa terus berjuang di lembaga legislatif," ungkapnya.


    Syaikhul madrasah Abu Bakar Siddiq, BA, pun mengungkapkan harapannya agar Leonardy terus memperhatikan pondok pesantren agar tidak lagi dipandang sebelah mata. Ditegaskannya, pesantren mereka kini sudah mendapat kepercayaan masyarakat tapi kekurangan lokal. Kelas 7 Tsanawiyah terpaksa menerima 117 siswa. 


    Tahun 2019 dibayangi kekhawatiran tidak menerima siswa jika tidak ada penambahan lokal. Dia juga meminta agar honor guru pesantren diperhatikan. 


    "Kini guru yang sarjana di lembaga mereka hanya mampu diberi honor Rp 300.000 sebulan. Alhamdulillah mereka tetap semangat memberikan pengabdian terbaiknya," ujar pria yang tahu persis perkembangan pondok tersebut. (*)

    Tidak ada komentar

    Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...

    Pendidikan

    5/pendidikan/feat2