• Breaking News

    Usung Lima Program Strategis, Bidik UMKM Naik Kelas

    Jakarta (sumbarkini.com) - Dalam periode kedua, pemerintahan Presiden Jokowi akan fokus untuk penguatan ekonomi rakyat, UMKM dan koperasi, serta Sumber Daya Manusia. “Ini perintah Presiden Jokowi kepada kami. Jadi, kami harus segera merumuskan kira-kira harapan Presiden seperti apa. Di tengah situasi ekonomi dunia yang tidak mudah itu bagaimana UMKM bisa tumbuh dan bisa menyerap lapangan kerja lebih banyak. Situasi seperti ini, ada kebutuhan untuk devisa. Karena itu, ini akan menjadi kebijakan kami bagaimana masalah kebutuhan devisa dapat di selesaikan lewat dua hal. Yaitu, bagaimana produk-produk UMKM bisa masuk global value chain dan bagaimana bisa mensubsitusi barang-barang impor”, kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, dalam jumpa pers sekaligus acara perkenalan dengan wartawan di kantor Kemenkop dan UKM, Jakarta, Selasa (5/11).

    Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM bertekad akan membawa produk-produk koperasi dan UKM memiliki daya saing tinggi supaya bisa masuk dalam global value chain. Untuk itu, Kemenkop dan UKM menyusun dan menetapkan lima program unggulan. “Lima program ini sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo untuk menjadikan koperasi dan UMKM yang jumlahnya lebih dari 60 juta itu sebagai andalan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan penyerapan tenaga kerja, terutama di tengah situasi perekonomian global yang kurang baik saat ini,” kata Teten.

    Program strategis pertama yang akan dilakukan adalah memperbesar akses pasar baik di dalam negeri maupun di luar negeri, sehingga tercipta peluang dan permintaan terhadap produk-produk koperasi dan UMKM. “Ke depan, pelaku koperasi dan UMKM dapat bekerja maksimal tanpa perlu takut produknya tidak bisa dipasarkan. Salah satu cara adalah dengan mendukung dan membantu penjualan secara online, dengan membuat regulasi agar perusahaan aplikasi dari luar negeri turut mempromosikan dan menjual produk koperasi dan UMKM kita,” ujar Teten.

    Program strategis kedua adalah peningkatan kualitas produksi dan inovasi untuk meningkatkan daya saing produk dan jasa yang dihasilkan. “Kita bantu menyediakan teknologi dan sarana pendukung, untuk memperbaiki kualitas dan kapasitas produksi yang bisa digunakan secara kolektif,” jelas Teten seraya menambahkan bahwa Kemenkop dan UKM juga akan membantu sertifikasi produk-produk baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri, sehingga dapat bersaing di pasar global.

    Program strategis ketiga menyangkut agregasi pembiayaan yang akan menjadi solusi untuk meningkatkan pertumbuhan koperasi dan UMKM. ”Kami sudah mengadakan pembicaraan dengan instansi dan lembaga terkait untuk mencari skema pembiayaan yang tepat, dengan membangun kemitraan dengan perusahaan-perusahaan besar, untuk menjadi off-taker produk UMKM dan avalis untuk pembiayaan,” jelas Teten.

    Selain itu, ditekankan pula pentingnya kelancaran dan efisiensi transaksi bagi UMKM seperti digital payment, dan juga kelancaran logistik sehingga memperkuat daya saing.

    Program strategis keempat adalah pengembangan kapasitas manajemen dan usaha koperasi dan UMKM yang diwujudkan antara lain melalui pemberian konsultasi, pelatihan dan pendampingan oleh para ahli. Selain untuk memperbaiki kualitas layanan, program ini diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk memasarkan produk ke luar negeri.

    Program strategis kelima adalah memberikan kemudahan dan kesempatan mengembangkan usaha bagi Koperasi dan UMKM. “Dengan langkah ini produk-produk lokal memiliki kesempatan yang sama untuk ditempatkan sejajar dengan produk-produk impor di mal-mal besar di Indonesia maupun negara sahabat,” ujar Teten.

    Kemenkop dan UKM juga menargetkan untuk menumbuhkan usaha dan startup-startup baru di kalangan anak muda dengan melibatkan universitas dan pusat-pusat UKM sehingga pengusaha muda tumbuh dengan signifikan. Menurut Teten, sangat perlu menyediakan playing field atau ladang usaha yang sama bagi koperasi dan UMKM dengan importir. Karena itu perlu didukung dengan insentif seperti pajak. Selain itu, akan ada pendampingan dan mitigasi hukum bagi pelaku koperasi dan UKM dari berbagai ancaman masalah, termasuk melindungi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) yang mereka miliki dan juga perlindungan dari resiko fraud.

    “Ke depannya, koperasi dan UMKM Indonesia yang memiliki potensi di sektor unggulan seperti perkebunan, pertanian, perikanan, fashion, makanan dan minuman, home decor, kerajinan dan pariwisata dapat benar-benar menjadi andalan dalam menggerakkan pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui penyerapan tenaga kerja dan peningkatan devisa,” tukas Teten.

    Bagi Teten, bila produk UMKM mau masuk dalam Value Global Chain, maka harus terintegrasi dengan cara produksi dunia. Dimana UMKM harus bekerjasama dan melakukan bisnis dengan mitra bisnis di luar negeri. “Yang paling penting, jika kita mau masuk pasar luar negeri, selain kita harus memperbaiki kualitas produk, kita juga harus memiliki sertifikasi dan harus memiliki kerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar. Dan itu merupakan suatu keniscayaan," ujar Teten.


    Modernisasi Koperasi

    Di samping itu, Teten pun berkeinginan untuk terus memodernisasi koperasi di seluruh Indonesia. “Kalau di lihat dari skala bisnisnya, itu ada di UMKM. Koperasi adalah wadahnya saja. Jadi, saya kira, modernisasi koperasi itu termasuk di kelembagaan dan penggunaan teknologi. Misalnya, Koperasi Simpan Pinjam bila tidak segera menggunakan teknologi, maka akan kalah dengan Fintech," kata Teten.

    Apalagi, lanjut Teten, sekarang ini model pembiayaan dan modernisasi, orang lebih tertarik menanamkan investasinya di perusahaan-perusahaan Fintech itu. “Jadi, kalau koperasi tidak segera memperbaiki kelembagaannya dan tidak menggunakan teknologi, serta tidak memiliki kemampuan membaca selera pasar, tidak mampu membaca perkembangan perubahan-perubahan ekonomi dunia, saya rasa koperasi akan ketinggalan," tandas Teten.

    Problemnya, koperasi adalah kumpulan orang dan bukan kumpulan modal. Ada beberapa fakta, koperasi tidak bisa selincah swasta. “Ini bisa diatasi dengan modernisasi kelembagaannya. Koperasi sebagai anggota pemilik modalnya. Tetapi, untuk bisnisnya, dalam bentuk korporasi. Dan saya sekarang akan lebih fokus bagaimana produknya," tegas Teten.

    Terobosan konkrit untuk koperasi, Teten mengungkapkan, harus ada transformasi dari koperasi dan pemanfaatan teknologi, supaya koperasi juga tidak kalah dengan perusahaan aplikasi. “Secara produksi koperasi agar lebih efisien, dan itu juga tantangan untuk jumlah keanggotaan yang lebih besar," pungkas Teten lagi.

    Tidak ada komentar

    Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...

    Pendidikan

    5/pendidikan/feat2