• Breaking News

    Tolak Radikalisme, Giatkan Fungsi Niniak Mamak di Ranah Minang

    PADANG (sumbarkini.com) - Kerusuhan di Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob) di Kelapa Dua Depok telah menyedot perhatian dunia. Makin bertambah dengan peledakan bom di Mapolrestabes Surabaya pagi tadi.  Nama Sumatera Barat pun terseret ke dalam ‘aksi terorisme’ tersebut lantaran salah satu terduganya berasal dari Ranah Minang.
    Adalah Beny Syamsu alias Sutrisno yang mengguncang dan guncangannya terasa hingga ke tanah kelahirannya Sarik Malai Limo Suku Koto Timur Padang Pariaman. Walinagari dan masyarakat tidak menerima jenazah Beny dikuburkan di kampung.
    Sebagai wakil rakyat (senator) asal Sumbar, Anggota Komite IV DPD RI H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa angkat bicara. Apalagi daerah pemilih terbanyaknya berasal dari Agam dan Padang Pariaman.
    “Saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban insiden di Mako Brimob Kelapa Dua, sejumlah tempat ibadah non-muslim di Surabaya dan pagi ini peledakan bom di Mapolrestabes Surabaya.   Sebagai orang Sumbar, kita berharap ke depan jangan lagi ada Beny Syamsu-Beny Syamsu lainnya. Jadikan ini yang terakhir. Peran orang tua terhadap anak dan peran mamak terhadap kemenakannya perlu lebih ditingkatkan lagi,” tegas Leonardy.
    Leonardy mengatakan sikap walinagari dan warga Sarik Malai tidak bisa disalahkan. Sejak lama sudah ada penegasan, orang minang adalah Islam dan orang Islam itu cinta damai. Harus berupaya menjadi rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamiin).
    Adapun hukum bagi mereka yang keluar dari ajaran Islam haruslah dibuang sepanjang adat. Dia tidak diakui lagi sebagai orang minang (minimal bukan bagian dari orang kampungnya). Tidak ada haknya terhadap rumah gadang, sawah dan ladang serta pandam pekuburan.
    Mantan Ketua DPRD Sumbar periode 2004-2009 mengungkapkan dia mengeluarkan pernyataan perlu meningkatkan peran ninik makak bukan berarti peran mereka sudah kurang. Sama sekali tidak.
    Dalam berbagai pertemuannya dengan Walinagari, Bamus/BPRN/BMN, KAN dan LKAAM di sejumlah daerah yang dikunjunginya, Leonardy sering menegaskan ninik mamak telah berupaya melaksanakan perannya dengan sebaik mungkin. Hanya saja pengaruh negatif dari ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan informasi yang pesat ditambah gempuran narkotika dan obat-obatan berbahaya untuk menghancurkan generasi muda sangat dahsyat. Belum lagi paham radikal yang perkembangannya sangat cepat.
    “Perlu kita cermati, kondisi kekinian memerlukan ninik mamak yang peduli terhadap pendidikan dan akhlak anak dan kemenakannya.  Upaya dan peran mereka harus didukung. Harus dipikirkan bagaimana  para ninik mamak ini dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Termasuk pendanaan buat kegiatan dan aktifitas mereka baik perseorangan maupun kelembagaan.

    Tolak Radikalisme
    Sebagai anggota DPD yang bertugas memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat, Leonardy setuju elemen-elemen di masyarakat harus bersatu untuk mempertahankan Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika (empat pilar kebangsaan).
    Leonardy setuju dengan kelompok masyarakat yang menolak radikalisme, menentang peledakan fasilitas umum dan tempat ibadah. Bukan hanya itu, anak bangsa diharapkannya melawan segala macam bentuk terror yang diarahkan untuk melemahkan negara kita. 

    “Pelakunya apalagi otak di belakangnya harus diusut tuntas. Kita harus berani menyatakan ‘kami tidak takut’. Kita tidak boleh kalah dengan pelaku teror,” pungkasnya. (*)

    Tidak ada komentar

    Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...

    Pendidikan

    5/pendidikan/feat2